(2) kewenangan harus sebatas tanggungjawab,
(3) hasil diikuti rewards atau punishment,
(4) ko1aborasi, sinergi, bukan persaingan sebagai dasar kerjasama,
(5) warga sekolah merasa aman terhadap pekerjaannya,
(6) atmosfir keadilan,
(7) imbal jasa sepadan dengan nilai pekerjaan, dan
(8) warga seko1ah merasa memiliki sekolah.
Pemahaman terhadap kebijakan pendidikan, diperlukannya suatu model pembelajaran alternatif yang berbasis nilai melalui proses berfikir secara menyeluruh, sistematis, dan logis.Â
Pemikiran secara menyeluruh dan mendalam dalam konteks demikian disebut dengan berfilsafat. Filsafat merupakan model cara berpikir reflektif, dan seperangkat teori dan sistem berpikir.Â
Sementara Kattsoff (1963) dalam bukunya "The Elements of Philosophy melengkapi pemahaman tentang filsafat adalah berpikir secara kritis, dalam bentuk sistematis, menghasilkan sesuatu yang runtut, berpikir secara rasional dan bersifat komprehensif.Â
Filsafat merupakan pengetahuan untuk melihat sesuatu dalam perspektif bagaimana yang seharusnya (das sollen) yang berbeda dengan ilmu yang melihat segala sesuatu secara objektif dalam perspektif sebagaimana adanya (das sein).Â