Masalah pendidikan merupakan masalah hidup dan kehidupan manusia. Jika kualitas pendidikan di Indonesia rendah, apakah berdampak pada rendahnya kualitas kehidupan manusianya. Saat ini salah satu masalah yang dihadapi sistem pendidikan kita adalah masalah kualitas. Apakah kualitas pendidikan dapat diatasi melalui konsep "merdeka belajar?".Â
Apakah konsep "merdeka belajar" sejalan dengan adagium Saneca (filsuf), "Non Scolae Vita Discimus" (belajar untuk hidup). Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada, perlu dijawab dalam kajian filosofis makna pendidikan yang berkualitas
Analisis filosofis rendahnya kualitas pendidikanÂ
Budaya mutu di sekolah merupakan nilai-nilai, aktivitas-aktivitas dan simbol-simbol yang menjadi komitmen semua elemen sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Secara kontekstual melalui tulisan in ditemukan bahwa budaya mutu sekolah meliputi mutu layanan sekolah, mutu guru dan staf sekolah, dan mutu sarana/prasarana sekolah.Â
Sehingga perhatian dan upaya kepala sekolah untuk meningkatkan mutu tercermin pada peningkatan mutu layanan, guru dan staf, dan mutu sarana/prasarana sekolah.Â
Dalam dunia industri manufaktur mutu telah dikenal lama semenjak tahun 60-an. Pada dekade ini upaya-upaya untuk meningkatkan mutu produksi sangat terikat dengan lingkungan internal organisasi. Hal ini dipengaruhi oleh masih kuatnya pendekatan ilmiah dan birokratik terhadap organisasi, sehingga mutu menjadi milik organisasi itu sendiri.
Pemahaman dasar tentang budaya mutu sekolah merupakan terobosan baru dalam meningkatkan layanan jasa pendidikan secara terorganisir dan profesional.Â
Di tengah tuntutan stakeholder terhadap mutu pendidikan yang semakin tinggi dan bervariasi, maka sekolah harus mampu membangun tradisi mutu yang berkesinambungan dan terus-menerus.Â
Sekolah-sekolah yang memiliki keunggulan lebih dipengaruhi oleh kinerja individu dan organisasi itu sendiri yang mencakup nilai-nilai (values), keyakinan (beliefs), budaya, dan norma perilaku yang disebut sebagai the human side of organization. Iklim atau atmosphere sekolah, seperti hubungan interpersonal, lingkungan belajar yang kondusif, lingkungan yang menyenangkan, moral dan spirit sekolah berkorelasi secara positif dan signifikan dengan kepribadian dan pres-tasi akademik lulusan.
Dengan demikian, budaya sekolah dapat dikatakan bermutu jika memungkinkan bertumbuhkembangnya sekolah dalam mencapai keberhasilan pendidikan.Â
Budaya mutu sekolah adalah keseluruhan latar fisik, lingkungan, suasana, rasa, sifat, dan iklim sekolah secara produktif yang mampu memberikan pengalaman dan bertumbuhkembangnya sekolah untuk mencapai keberhasilan pendidikan berdasarkan spirit dan nilai-nilai yang dianut oleh sekolah. Dalam hal ini, perlu merumuskan beberapa elemen budaya mutu sekolah sebagai berikut:
- informasi kualitas untuk perbaikan, bukan untuk mengontrol,