Pada pusaran kekacauan ini, aset manusia yang paling berharga sekarang hampir dilenyapkan. Hal ini mengakibatkan hilangnya martabat manusia pribadi, hilangnya tradisi yang dihormati, hilangnya martabat kehidupan, hilangnya saling percaya antara orang-orang, hilangnya otoritas orang tua dan guru.
Dalam pendidikan, konteks ini memainkan peran penting untuk penanaman nilai, seperti; kebenaran, keindahan dan kebaikan. Inilah sebabnya mengapa aksiologi membutuhkan dimensi pendidikan yang merupakan komponen dari dimensi ini?
Pertama, aksiologi, yang memproyeksikan sistem nilai, mengusulkan tujuan pendidikan di bawah bentuk tujuan aksiologis dan cita-cita.
Kedua, aksiologi terdiri dari nilai-nilai kemanusiaan atau universal dan spesifik untuk masyarakat umum untuk membentuk kepribadiannya. Karena itu porsi pendidikan adalah mempertahankan dan mentransmisikan nilai-nilai yang menjamin identitas budaya masyarakat manusia.
Ketiga, keberadaan nilai membutuhkan pengetahuan dan pengalaman, karena itu dalam proses pendidikan dibutuhkan penekanan yang kuat pada aspek kognitif dan emosional. Dengan demikian, aksiologi merupakan cakrawala dari manifestasi kreativitas manusia, sedangkan pendidikan mempunyai fungsi-fungsi fundamental yang menumbuhkan daya kreatif individu dan komunitas manusia.Â
Karena itu dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan salah satu sumber daya fundamental bagi pembangunan sosial di masa depan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa tanpa pendidikan, aksiologi akan kehilangan kekuatan hidup, dan tanpa cahaya aksiologi, pendidikan akan meraba-raba dalam kegelapan untuk mencari dan menemukan nilai-nilai kehidupan.
Kilpatrick dalam bukunya "Philosophy of Education", (dalam Ping, 1999) menjelaskan pbahwa berfilsafat dan mendidik adalah dua fase dalam satu usaha; berfilsafat adalah memikirkan dan mempertimbangkan nilai-nilai dan cita-cita yang lebih baik, sedangkan mendidik adalah usaha merealisasikan nilai-nilai dan cita-cita itu dalam kehidupan, dalam kepribadian manusia.Â
Mendidik adalah mewujudkan nilai-nilai yang dapat disumbangkan oleh filsafat, dimulai dengan generasi muda; untuk membimbing rakyat membina nilai-nilai di dalam kepribadian mereka, dan dengan cara ini pula cita-cita tertinggi suatu filsafat dapat terwujud dan melembaga di dalam kehidupan mereka."
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa filsafatlah yang menetapkan konsep, ide-ide dan idealisme atau ideologi yang dibutuhkan sebagai dasar/landasan dan tujuan pendidikan. Sedangkan pendidikan merupakan usaha sadar agar ide-ide tersebut menjadi kenyataan dalam bentuk tindakan membentuk tingkah laku/kepribadian.
4) Penalaran/Logika
Logika adalah filsafat yang membahas tentang cara manusia berpikir dengan benar. Dengan memahami filsafat logika diharapkan manusia bisa berpikir dan mengemukakan penadapatnya secara tepat. Proses pembentukan pengetahuan baru menggunakan kerangka dasar logika adalah sebagai berikut. Bertambahnya pengetahuan seiring dengan proses perkembangan pola pikir manusia diawali dengan rasa ingin tahu tentang benda-benda di sekelilingnya, bahkan rasa ingin tahutentang dirinya sendiri. Adanya pikiran manusia menyebabkan rasa ingin tahu selalu berkembang.Â