"Tapi bukankah bukan waktunya untuk menyesal pada saat keputusan itu sudah terjadi." Aku menyela apa yang dikatakan oleh Airin
"Kenapa begitu." Tanya Airin.
"Anak... yah .. dia tentu akan memiliki tanggungan seorang anak, dia tentu akan berbahagia dengan anaknya. Dan itu yang seharusnya dipikirkan sekarang." Airin diam sesaat, lalu melanjutkan ceritanya tentang Tantri.
Bagaimanapun juga Tantri adalah masa laluku, memang aku tidak bisa berbuat apa-apa sewaktu ada keputusan menikah, walau ia sudah mengatakan padaku waktu itu kalau dijodohkan oleh orang tuanya dan ia hanyalah seorang wanita yang tidak bisa berbuat apa-apa sewaktu kedua orang tuanya meminta untuk segera menerima pinangan dari Andri.
Keterbukaan Airin kali ini memang ada benarnya, ia sebagai tangan kanan Tantri dan aku sebenarnya juga merasa kasihan pada Tantri namun juga tidak dapat berbuat apa-apa. Biarlah waktu yang akan menentukan.
WE 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H