Mengenal transisi energi dan manfaatnya
Transisi energi adalah sebuah proses mengubah penggunaan sumber energi berbasis fosil dan tidak ramah lingkungan menjadi penggunaan energi bersih dan ramah lingkungan seperti panel surya, air, panas bumi dan angin.
Energi inilah yang kemudian disebut sebagai Energi Baru Terbarukan, yaitu sumber energi yang dapat diperbaharui secara alami dan tidak akan habis.
Selain karena kesediaannya yang tak terbatas, energi ini juga dipilih karena menawarkan solusi ramah lingkungan sehingga berkontribusi dalam mengatasi pemanasan global dan mengurangi emisi karbon.
Selain itu, EBT juga akan membantu sebuah negara terhindar dari ketergantungannya pada energi fosil, mengurangi ketergantungan pada impor energi dan menawarkan potensi tinggi untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru pada warga lokal.
Tidak terdistribusi dengan merata
Meski berkelimpahan akan energi, databoks.kadatada.co.id merilis data bahwa menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), masih ada sebanyak 140 desa di Indonesia yang belum dialiri listrik pada tahun 2023. Desa-desa ini diperkirakan mencakup 185.662 rumah tangga dan seluruhnya berada di Pulau Papua.
Tidak meratanya distribusi energi ini salah satunya disebabkan oleh letak geografis yang sulit dijangkau dan akses yang masih terbatas sehingga membutuhkan biaya yang tinggi dalam membangun infrastrukturnya.
Padahal, apapun alasannya, energi harus didistribusikan secara merata agar masyarakat dapat menikmati dampak baik dari sebaran energi ini untuk memaksimalkan kehidupannya.
Sebut saja belajar di bawah cahaya lampu bagi anak-anak di lingkungan 3T, menikmati berita teraktual lewat televisi hingga dapat menjalankan kendaraan bermotor saat beraktivitas atau penanganan sempurna dari pelayanan di sebuah rumah sakit di desa terpencil.
Dan kehadiran EBT dapat menjadi solusi sebagai transisi energi adil dalam persoalan pemerataan yang masih timpang dari energi fosil yang kita miliki selama ini.