Berbagai pelatihan diikutinya, termasuk workshop gratis sampai berbayar. Ibu satu anak ini pun terbilang cakap.
Saat peserta lain datang hanya menimba ilmu, ia berbeda. Targetnya dalam setiap workshop tak hanya ilmu semata, ia juga membangun relasi dan menjalin networking dengan setiap pembicara. Ini dilakukan sebagai pondasi baginya jika nanti dua tahun kemudian tak lagi bekerja sebagai akunting.Â
Seperti kata pepatah, kesempatan akan datang beriringan dengan persiapan.
"Masih ingat di awal menjadi freelancer, yang dipikirkan bukan cari modal materi buat usaha, tapi yang terlintas, cari ilmu dan networking. Dulu, hadir di acara ini itu, modal naik angkot sama metromini sambil "jinjing" Sekar (Putrinya) yang masih kecil. Hahaha" Kenangnya sambil tertawa.
Alasan lainnya tentu adalah tumbuh kembang sang putri tercinta. Bagaimanapun, ia tak ingin melewatkan golden moment pertumbuhan sang anak bila harus bekerja dari pagi ke malam setiap harinya.
Belum lagi statusnya yang menjadi single mom memaksa kehadirannya untuk selalu ada bagi sang buah hati. Pertimbangan inilah yang kemudian membuatnya banting setir meniti karir di bidang yang berkaitan dengan literasi.Â
Ya dunia literasi adalah bidang karir yang ingin ditekuninya begitu lepas dari atribut perusahaan.
Bukan tanpa alasan, ibu satu anak ini mengaku sudah menyukai dunia tulis menulis sejak duduk di bangku sekolah. Mulai dari menulis cerpen, mengarang, membuat puisi, hingga menghasilkan naskah dialog untuk drama acara sekolah. Ia juga kerap dipercaya untuk mengisi majalah dinding di bangku SMA.
Hingga akhirnya, tahun 2008, perempuan berdarah campuran Batak dan Sunda ini mulai menulis blog yang berisi seputar kehidupan sehari-hari. Ia percaya, tulisan yang baik, akan sampai pula pada orang baik dan akan membawa dampak yang baik pula.
Dan dari sanalah, bermula dari niat mulia itu, satu per satu peluang baik mulai berdatangan.
Ukir prestasi lewat tulisan, Ani Berta berhasil tembus berbagai media dan pekerjaan