Lewat kurikulum ini, saya percaya potensi anak yang berbeda-beda akan terdeteksi sejak dini.
Dalam Kurikulum Merdeka, guru tak perlu buru-buru mengajar sehingga bisa lebih memperhatikan proses belajar murid dan menerapkan pembelajaran yang mendalam.
Guru juga tak hanya bergantung pada satu buku teks saja, namun bisa juga menggunakan buku teks dari jenjang kelas lebih tinggi atau lebih rendah sesuai kebutuhan belajar muridnya.
Mungkin bila dulu ini diterapkan, bisa saja si anak yang dianggap tak paham matematika itu hanya belum menemukan titik pahamnya saja. Ia hanya butuh waktu yang lebih panjang untuk mengerti dengan yang diajarkan.
Atau bila memang sulit diterima, Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan merdeka belajar untuk menggunakan dan atau memodifikasi berbagai sumber lain selain buku teks termasuk yang sudah disediakan di platform merdeka mengajar.
Ya, pemerintah tak hanya serta merta mengeluarkan kurikulum baru begitu saja.
Pemerintah lewat Kemdikbudristek akan terus mendampingi sekolah-sekolah lewat Unit Pelaksana Teknis di daerah dengan menyediakan berbagai materi pelatihan Merdeka Mengajar salah satunya dengan menyediakan situs resmi sebagai sumber informasi terpercaya tentang Kurikulum Merdeka yang bisa diakses di kurikulum.kemdikbud.go.id, dan kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id.
Menyediakan jam pelajaran khusus bagi pengembangan karaktater
Kurikulum Merdeka juga memberikan jam pelajaran khusus bagi pengembangan karakter melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sebanyak 20-30%.
Ini penting dilakukan sebab anak yang pintar dan karakter yang baik harus sejalan. Dan karakter tak bisa dikembangkan hanya melalui pelajaran akademik di kelas saja.
Tapi tenang, P5 ini tak harus menghasilkan produk kok. Kegiatannya juga tak harus berbiaya besar atau mengandalkan teknologi.