Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Sajian "Ant-Man and the Wasp: Quantumania" dari Studio Prestige Local Cinema

25 Februari 2023   20:05 Diperbarui: 25 Februari 2023   20:19 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sinopsis

Seminggu setelah Ant-Man and the Wasp: Quantumania dirilis, review film ini, terutama jalan ceritanya, didominasi cibiran dari penggemar. Banyak penonton yang sepakat bahwa film yang sedang tayang di bioskop ini adalah karya Marvel yang paling jelek.

Padahal, mestinya Ant-Man and the Wasp: Quantumania ini digadang-gadang dapat menyampaikan motivasi Kang the Conqueror yang diperankan oleh Jonathan Majors menjadi musuh utama The Multiverse Saga.

Cerita berawal dari betapa bangganya Scott Lang (Paul Rudd) melihat hasil kerja keras sang putri tercinta, Cassie Lang yang diperankan ole Kathryn Newton, bersama Hope (Evangeline Lilly) dan Hank (Michael Douglas) akhirnya selesai juga. Teknologi satelite garapan mereka seperti yang diharapkan, bisa mengirimkan sinyal ke Quantum Realm.

Sayangnya, karya tersebut tak disambut baik oleh Janet (Michelle Pfeiffer) yang pernah terjebak di sana selama 30 tahun lamanya.

Kisah Janet selama di quantum seolah menjadi rahasia besar yang terus ditutupi. Baru saja ia bermaksud untuk membeberkan cerita tersebut. Apes, kelimanya justru terlempar ke Quantum Realm lewat teknologi garapan Cassie.

Lebih apesnya lagi, Janet ternyata harus menghadapi kembali rahasia besar yang ditutupinya selama ini. Buruknya, kali ini ia melibatkan keluarganya.

Apa rahasia Janet? Bagaimana cara Scott dan kawan-kawan kembali ke dunia yang sebenarnya? Silakan nikmati saja filmnya di bioskop terdekat.

Saranku, agar kamu lebih nyambung dengan jalan cerita, kamu bisa nikmati atau rewatch MCU sebelumnya yang berkaitan dengan cerita tersebut dengan urutan Ant-Man (2015), Ant-Man and the Wasp (2018), Captain America: Civil War (2016), dan Avengers: Endgame (2019).

Dibenci dan diburu penikmat Marvel di saat yang bersamaan

Uniknya, meski jalan ceritanya banyak yang ngocehin, di Indonesia sendiri, Ant-Man and the Wasp: Quantumania berhasil meraup US$5,1 juta atau setara dengan Rp77,3 miliar selang 5 hari sejak tayang sampai tanggal 19 Februari lalu.

Angka itupun masih kalah dibanding Korea Selatan yang berhasil meraup US$7,2 juta dan Australia sebesar US$5,3 juta. Artinya, meski spoiler dan ulasan kurang menyenangkan itu sudah melanglangbuana di jagad maya, ketertarikan penggemar Marvel tak pupus begitu saja. Yaa, dibenci dan diburu di waktu yang sama.

Sudah jadi rahasia umum, karya-karya Marvel selalu identik dengan visual yang memukau, teori-teorinya di luar nalar dan ceritanya yang berkesinambungan sehingga mau ngga mau membuat para penggemar harus menikmati MCU berikutnya. Sayang saja kalau dilewatkan.

Jangan lupa, Marvel juga memang paling ngerti manjain mata penontonnya lewat pemilihan pemeran yang paling sesuai dengan tokoh yang digambarkan.

Satu lagi bioskop baru, rumah bagi penikmat film di Indonesia di bilangan Jakarta Selatan sana

Bicara soal visual yang memukau, tentu erat pula kaitannya dengan layar, audio, dan kenyamanan dalam studio. Ketiganya akan menentukan bagaimana visual tersebut bisa dinikmati secara total oleh penonton.

Kira-kira, seseru apa ya kalau kamu dikasih kesempatan menikmati visual Marvel yang memukau di dalam sebuah studio dengan layar silver screen, suara yang telah menggunakan dolby 7.1 serta sofa recliner yang super nyaman?

Experience inilah yang ditawarkan oleh Local Cinema, bioskop baru di bilangan Jakarta Selatan tepatnya di lantai 3F Lotte Mart Fatmawati.

Bioskop ini hadir sebagai rumah baru bagi penikmat film di Indonesia untuk menikmati film-film favorite kita.

Bekerja sama dengan Komunitas Movie Kompasiana (KOMIK), Local Cinema memberikan kesempatan kepada 20 orang Kompasianer beruntung untuk melihat langsung tiap sudut bioskop dan bagaimana serunya menonton di salah satu studio mereka.

Mengenal Local Cinema

Local Cinema | Foto: Dokpri
Local Cinema | Foto: Dokpri

Nama Local sendiri dipilih sebagai representasi budaya Indonesia. Memang, begitu memasuki bioskop ini, hawa budayanya sudah terasa. Mulai dari wajah petruk hingga ondel-ondel dihadirkan saat grand launchingnya.

Berdasarkan penjelasan Tiara selaku representatif Local Cinema, bioskop ini dihadirkan bukan hanya untuk menambah rekomendasi tempat menonton nyaman untuk penikmat film di Indonesia, namun turut pula memberikan dukungan untuk berbagai film baik lokal dan internasional sekaligus menjadi wadah bagi komunitas yang melakukan pagelaran. "Kami siap support" Ujarnya disela-sela tour bioskop.

Selain wajah budaya Indonesia, banyak hal menarik yang bisa kutangkap dari bioskop baru di kawasan Jakarta Selatan ini.

Katakan saja jenis-jenis studionya.

Di Local Cinema, ada 3 jenis studio, reguler sebanyak 3 studio, Prestige 1 studio dan Cinekids 1 studio.

Studio regulernya sendiri adalah jenis studio yang umum kita gunakan menonton di berbagai bioskop di Indonesia. Bangku berwarna merah, tegak dengan kapasitas ratusan orang.

Sedangkan di Studio Prestige, Local Cinema hanya membuka ruang untuk maksimal 50 penonton saja di studio ini. Seperti namanya, di studio ini, penonton akan digusuhkan sejumlah kenyamanan seperti sofa recliner atau sofa empuk dengan senderan kaki yang bisa disesuaikan dengan kenyamanan penonton.

Menyusul, di studio jenis ini juga akan disediakan selimut agar kenyamanan penonton terasa lebih maksimal. Hah! Memang, berdasarkan experience kami, menonton di studio ini, terasa banget dinginnya. Aku dan Mba Yayat bahkan harus pakai jaket di tengah-tengah film yang sedang kami nikmati itu. Hahaha.

Lalu yang terakhir, ada studio CineKids. Ya, studio ini dihadirkan hanya untuk anak-anak. Sayangnya, saat visit ke sana, studio tersebut belum dibuka untuk umum. Butuh regulasi dan SOP ketat bagi para petugas agar fasilitas yang ada di dalamnya tetap terjaga mengingat keaktifan anak dan berbagai kemungkinan yang bisa terjadi.

CineKids studio | Foto: Dokpri
CineKids studio | Foto: Dokpri

Studio ini didesign dengan sangat menarik, berwarna, sejumlah alfabet ditempel di beberapa titik serta matras empuk yang juga berwarna tepat di bagian layar. Lebih serunya lagi, CineKids juga kabarnya akan membuka diri digunakan sebagai tempat perayaan ulang tahun anak anak lho!

Berdasarkan penjelasan Tiara, setiap anak yang menonton di studio CineKids, wajib didampingi oleh orang dewasa entah orang tua, keluarga atau suster yang jaga. Wah, ayo buibu, rasain juga keseruan nonton di studio ini! Hehe.

Ketiga jenis studio ini menggunakan layar silver screen dan dolby 7.1.

Silver screen memiliki keunggulan gambar yang lebih nyata dan tajam sedangkan dolby 7.1 memiliki keunggulan memberikan suara yang lebih nyata dan sangat cocok digunakan di ruangan yang sangat luas.

Dolby 7.1 ini menghasilkan suara yang lebih enak didengar dibandingkan pendahulunya 5.1. Dentuman suaranya terdengar di seluruh sudut studio tanpa berlebihan.

Suara yang sama juga digunakan di studio CineKids, namun tak perlu khawatir, pihak studio akan selalu menyesuaikan suara dengan keamanan dan kenyamanan telinga agar tak mengganggu kesehatan telinga mereka.

Sajian "Ant-Man and the Wasp: Quantumania" dari studio "Prestige" Local Cinema

Lewat penggunaan dobly 7.1, layar silver screen serta ruangan yang super nyaman dengan sofa recliner di dalamnya, aku setuju, bahwa ini menjadi salah satu cara menikmati sajian Ant-Man and the Wasp: Quantumania dengan cara yang sempurna.

Visual cantik khas Marvel itu terlihat lebih nyata dan jelas di silver screen dan suaranya yang jernih tanpa harus menyakitkan telinga serta kenyamanan menonton yang lebih terasa. 

Daannn, kabar baiknya - lagi - kita bisa menikmati fasilitas ini hanya dengan Rp50.000 di hari biasa dan hanya Rp70.000 di akhir pekan serta libur umum. Harga tiket reguler bahkan jauh lebih murah, hanya Rp30.000 di hari kerja dan Rp40.000 di akhir pekan. 

Dann, agar lebih total, nikmati juga cemilan yang tersedia di Local Cinema dengan 8 pilihan rasa Popcornnya. Ada salty, caramel, sweet cheese, cheddar cheese, mandarin orange, dark choco, pineapple tart, dan Lotus Biscoff.

Kabar baiknya lagi nih, lagi ada promo gratis refill cemilan kamu sampai akhir Februari ini. Gimana? Tertarik coba nonton di Local Cinema?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun