Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Fenomena Beli Followers, Ini Untung Ruginya untuk Influencer

10 Agustus 2022   00:16 Diperbarui: 10 Agustus 2022   18:50 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi social media influencer (Sumber: shuttesrtock)

Cara-cara menambah jumlah followers sosial media

Tidak bisa ditepis, saat ini jumlah followers Instagram dan sosial media lainnya menjadi salah satu syarat mutlak agar influencer mendapatkan sejumlah kerja sama dari brand, terutama kelas nano dan makro influencer. 

Semakin banyak jumlah followers atau pengikutnya di sosial media, semakin mudah pula influencer tersebut untuk mendapatkan job, dan biasanya semakin tinggi pula jumlah rate card yang akan diperoleh dari tiap kerja sama yang berhasil disepakati. 

Ngga heran, banyak Influencer yang melakukan berbagai cara agar followersnya naik lebih cepat. Sebut saja berkelana berburu konten, bahkan ada yang rela nabung banyak-banyak untuk bisa traveling dan mendapatkan konten organik. 

Dari perjalanan tersebut, influencer bisa membagikan sejumlah konten di sosial medianya. Mereka juga umumnya membawa peralatan foto yang proper demi mendapatkan hasil jepretan yang mumpuni untuk dipublish di sosial media. Biasanya yang seperti ini jalan di niche travelling. 

Ada juga yang kudu belajar design untuk menghasilkan konten-konten animasi atau infografik yang menarik disertai data yang valid. 

Ada pula yang saling follow untuk mendapatkan tambahan followers. Oh ada juga yang rela beli produk-produknya terlebih dahulu lalu mengulas produk-produk tersebut dengan menarik. Niche fashion atau food misalnya. 

Hanya saja, kiat-kiat di atas memang butuh waktu, biaya, dan konsistensi yang tinggi untuk mendapatkan followers. Belum lagi harus riset hastag yang tepat untuk menjaring lebih banyak peminat.

Namun ada satu cara lain yang sangat mudah, dan ngga perlu pusing-pusing mikirin konten, yakni beli followers.

Untung rugi beli followers untuk influencer  

Apakah beli followers itu salah?

Ngga juga, sah sah saja selama kamu nyaman dengan itu. Hanya saja, berdasarkan sejumlah pengalaman nano influencer tanggung ini, ada sejumlah untung rugi bila harus beli followers.

Keuntungannya, seperti yang sudah kusampaikan di atas, kamu mungkin akan lebih mudah mendapatkan kerja sama dengan brand, selain itu, bayarannya mungkin akan jauh lebih banyak. Hanya saja, itu artinya, tanggung jawab sebagai pemengaruh akan lebih tinggi, baik terhadap diri sendiri, kualitas postingan termasuk caption, terhadap followers dan terhadap brand.

Ruginya, yuk kita ulas satu per satu.

Ruginya beli followers

Diisengin atau diledekin orang 

Tahun 2019 yang lalu, dalam salah satu event yang kukunjungi, pernah ada insiden yang menurutku cukup memalukan dan bikin ngga nyaman.  

Saat itu panitia mengadakan Instagram competition selama event berlangsung. Seperti biasa, MC yang bertugas harus tetap membuat suasana ramai, seru dan fun meski saat itu fokus peserta lebih ke konten visual dan caption Instagram yang akan dilombakan.

Sampai, MC mendekati salah satu peserta. Menanyakan akun peserta tersebut untuk melihat konten yang sudah ditayangkan.

Tiba-tiba, di forum yang masih sedang berlangsung, yang dihadiri oleh panitia, pemilik brand dan sejumlah peserta, MC berujar sesuatu yang tak wajar "Followers 10.000 tapi yang like cuma dua. Beli ya, followersnya?" Lalu tertawa lepas dengan ujaran yang dianggapnya candaan tersebut.

Aku ngga tau bagaimana pemilik akun tersebut mendengar candaan itu, hanya saja, saat mendengarnya, rasanya memang sangat ngga nyaman dan menurutku cukup memalukan. Pertanyaan retorika tersebut juga agak sensitif untuk disuarakan di forum yang sedang berlangsung.

Interaksi postingan sedikit

Saat bekerja sama dengan sebuah brand, biasanya di akhir kerja sama, ada saja beberapa brand yang meminta dikirimkan insight postingan. Insight postingan tersebut akan kamu dapatkan lewat interaksi yang berhasil kamu Jalin dengan followersmu. 

Semakin banyak interaksi, baik like, komen dan share, maka akan semakin baik pula insight postingan.  

Ilustrasi followers sosial media | Foto: Storyset via Freepik
Ilustrasi followers sosial media | Foto: Storyset via Freepik

Korelasinya dengan followers adalah, kemungkinan perfoma postinganmu di sosial media juga akan sedikit karena didominasi oleh fake account. 

Beda halnya bila followers didominasi oleh akun yang kita kenal dan dengan senang hati mau meninggalkan komentar atau sekedar like di postingan. Seru juga kan kalau lewat postingan kita justeru bisa berbincang-bincang?  

Tidak memberikan performa maksimal pada brand

Karena performa postingan yang tidak maksimal, atau tidak setara dengan jumlah followers, menurutmu, apakah di waktu yang akan datang, brand yang sama tetap akan mengundangmu hadir kembali di event mereka? 

Ya bayangin aja followers 10.000 tapi yang like cuma 5, kan ngga enak juga ya ke brand. Hehe. 

Tapi tenang aja, beberapa brand juga hanya lihat kuantitas kok. Selama followersmu sesuai dengan jumlah yang mereka tentukan, ya akan deal tanpa peduli dengan kualitas performa postingan. Sebisa mungkin, hadirkan konten terbaik yaa, baik visual maupun copynya. 

Followers berpotensi turun kembali  

Aku pernah pula aku memantau salah satu akun yang digunakan oleh teman untuk berjualan. Dengan harapan bisa mendapatkan kepercayaan calon konsumen, temanku membeli 1.000 followers untuk akun Instagram jualannya.

Sekitar 2-3 bulan berselang, jumlah followers tersebut perlahan berkurang bahkan hingga 50% dari jumlah yang dibeli. Sayang kan udah beli mahal-mahal, eh ternyata followers hilang juga.

Terasa asing karena akun kebanyakan yang tidak dikenali  

Ini mungkin akan berbeda pada tiap pemilik akun. Hanya saja, menurutku akan terasa asing dan aneh bila followers didominasi nama-nama dari negara-negara lain atau akun-akun yang tak kukenali.

Ngga tau juga apakah akun-akun yang kita beli itu justeru berpotensi jadi memperbanyak scam yang masuk ke DM.

Tapi ya kembali lagi, setiap orang punya keputusan atas akunnya masing-masing. Aku ngga menilai apalagi menghakimi, hanya mencoba berbagi. Mungkin tulisan ini bisa jadi bahan pertimbangan pula bagi teman-teman di luar sana yang berencana ingin membeli followers. 

Sedikit tips bagi yang kekeuh ingin beli followers

Sedikit tips dari aku, mungkin bila kekeuh ingin beli followers, mungkin jumlahnya jangan langsung ekstrim gitu kali yaa. Percaya deh, followers yang kita kenal adaaaa aja yang suka iseng ngecekin akun akun followers kita. 

Tips lainnya, mungkin kamu bisa barengin dengan menghadirkan konten-konten berkualitas, bagus, dan bermanfaat yang tanpa kamu minta pun, followersmu akan dengan senang hati meninggalkan jejak di sana.

Semoga membantu, yaaa. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun