Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pengalaman Mengerikan Ketika Kapal yang Kami Tumpangi Hampir Terbakar

21 Maret 2022   21:25 Diperbarui: 21 Maret 2022   21:26 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kapal terbakar | Foto: Tribun

 "Kebakaraaan!! Kebakaraaan!" Teriak seorang ibu. Teriakan itu spontan membangunkan seisi penumpang kapal kayu yang memilih duduk di bagian atas. Sambil berteriak menunjuk ke sumber bara api, tangan lainnya tetap mendekap sang anak yang sedang tertidur pulas.

Kami panik. Penumpang lainnya pun sama. Semua memandang arah yang ditunjuk oleh sang ibu. Memang dari arah tersebut, asap sudah mengepul. Bara api kecil terlihat bersumber dari celah antar papan yang jadi dinding kapal.

Penumpang yang baru saja terbangun masih dalam kondisi kaget dan berusaha mencerna apa yang sedang terjadi. Sebagian terlihat menatap ke arah tangan Ibu tersebut namun tidak bereaksi apa-apa. Sebagian sudah siaga, sebagian lagi mulai terlihat kebingungan.

Kami yang semula terlelap tanpa mengenakan pakaian pelampung, setelah menyadari hal yang sedang terjadi, langsung kelimpungan menarik alat keselamatan di kapal tersebut. Beruntung aku tidur tepat beralaskan tumpukan pelampung sehingga lebih mudah untuk mendapatkan satu bagi diri sendiri dan yang  lainnya untuk teman.

Pulau Seribu, Jakarta masih punya destinasi wisata murah dan cantik untuk dikunjungi

Secuil surga 5 jam dari kota Jakarta | Foto: Efa Butar butar
Secuil surga 5 jam dari kota Jakarta | Foto: Efa Butar butar
Meski di pusat kota Jakarta lebih dikenal dengan bangunan tingginya, jangan lupa, masih ada destinasi wisata alam di kota Jakarta yang bisa dikunjungi dengan mudah dan cukup murah, yakni Pulau Seribu.

Seperti namanya, pulau seribu tersebut masih terbagi lagi menjadi pulau-pulau kecil yang cantik. Ada pulau Tidung, Pulau Harapan, Pulau Pramuka, Pulau Pari dan yang lainnya.

Hanya berkisar 5 jam perjalanan dari Jakarta, kami berhasil menempuh Pulau Tidung yang Sabtu lalu kami kunjungi. Kalau berangkatnya ramai-ramai, estimasi biaya mungkin hanya berkisar Rp 200.000 -- Rp 300.000 saja sudah termasuk penginapan.

Sehari saja. Minggu siang (20/03/2022) kami sudah kembali. Siang itu pula cerita di atas terjadi.

Lagi-lagi, abu dan bara api rokok yang sering diabaikan

Entah sudah berapa puluh kasus mata yang kena abu rokok di jalanan hanya karena ada pengendara yang nakal dan tetap ngerokok di jalan raya. Tahun 2019 bahkan ada seorang pria yang harus mengalami pembuluh darah mata pecah karena abu rokok yang terbang ke arahnya saat berkendara. Febry namanya.

Bila beralasan, harusnya pengendara menutup kaca helm agar terhindar dari debu, Febry, pemuda yang mengalami iritasi mata saat itu juga menutup kaca helmnya rapat-rapat.

Sebetulnya larangan merokok saat berkendara sudah tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubunga RI Nomor PM 12 Tahun 2019 Pasal 6 yang berbunyi "Pengemudi dilarang merokok dan melakukan aktifitas lain yang mengganggu konsentrasi ketika sedang mengendarai sepeda motor"

Tapi tetap saja, kasus yang sama sering terjadi. Kita bahkan masih kerap menemukan pengendara yang lalu lalang di jalan besar sembari mengapit rokok yang menyala di sela jarinya. Menjengkelkan. Kukira ini hanya terjadi di jalan raya, ternyata terjadi pula di tengah-tengah laut yang hampir membahayakan seluruh penumpang.

Karena setitik bara api, hampir hilang puluhan nyawa

Contoh kapal kayu yang kami tumpangi menuju Tidung | Foto: Dokpri
Contoh kapal kayu yang kami tumpangi menuju Tidung | Foto: Dokpri

Setidaknya ada tiga komponen dalam pembakaran, yakni Oksigen, bahan bakar dan panas. Ketiga komponen ini ditemukan dalam perjalanan pulang kami dari Pulau Tidung menuju Pelabuhan Kali Adem dengan menggunakan Kapal Kayu.

Sejak dulu, kayu telah lama digunakan sebagai bahan bakar dan masih terus digunakan hingga saat ini terutama di pedesaan. Kayu keras bahkan lebih dipilih karena mampu terbakar lebih lama dengan asap yang lebih sedikit. Ini artinya, komponen bahan bakar sudah tersedia sejak awal, yakni kapal kayu itu sendiri.

Oksigen tidak perlu ditanya lagi, kami sedang berada di tengah-tengah laut. Hanya berselang satu jam perjalanan dari Pulau Tidung. Kami berada persis di laut yang sedang dalam-dalamnya. Sedang panas bersumber dari bara api rokok yang diterbangkan angin. 3 komponen terpenuhi.

Entah mungkin karena bosan dalam perjalanan menyeberang selama 3 jam, seorang penumpang laki-laki muda merokok di pinggir kapal. Angin laut yang berembus begitu kencangnya dengan mudah membawa dan menyebarkan abu serta bara api rokok.

Kemungkinan besar bara api masuk dalam celah antar papan kayu yang dijadikan dinding kapal dan berhenti di sana. Bukannya padam, bara api tersebut pelan-pelan membakar kayu yang ditempelinya. Lama kelamaan, mulai muncul kepulan asap yang menyebar ke dalam kapal -- Posisi kami saat itu di bagian atas kapal.

Posisi badan kapal yang berasap persis di belakang aku, di sisi kanan penumpang berjilbab merah | Foto: Dokpri
Posisi badan kapal yang berasap persis di belakang aku, di sisi kanan penumpang berjilbab merah | Foto: Dokpri

Beruntungnya, ibu yang sambil menggendong anaknya masih sadar diri dan memberi perhatian pada apa yang sedang terjadi. Meski dalam kondisi panik, beberapa orang berusaha menyiram kepulan asap dengan air mineral yang dipegangnya sampai benar-benar padam.

Setelah itu, berbagai omelan sayup-sayup kedengeran. Mungkin mas yang ngerokok juga udah deg degan. Semoga ya masss kapok dan ngga sembarangan ngerokok lagi. Semoga kejadian itu bikin mas berenti ngerokok.

Pentingnya imbauan keselamatan dalam setiap transportasi

Petugas kapal yang saat itu berada di haluan langsung datang menghampiri. Membantu menenangkan penumpang dan memastikan tidak ada bahaya lain yang terjadi. Tidak lama, beliau mengingatkan agar seluruh penumpang tidak merokok selama perjalanan.

Berkaca dari pengalaman yang mengerikan ini, seaman apapun sebuah transportasi, memang jauh lebih baik diberi imbauan keselamatan, termasuk sign DILARANG MEROKOK mengingat seluruh badan kapal memang didominasi kayu.

Dibutuhkan juga kerjasama yang baik dari penumpang

Tak bisa memaksa agar imbauan keselamatan disampaikan sebelum perjalanan, dan ditempel di setiap sudut kapal yang dilalui penumpang. Orang, yang memang sudah dari awalnya bandel, mau sign segede gaban juga akan tetap acuh dengan peraturan.

Untuk itu, memang sangat dibutuhkan juga kerjasama kedua belah pihak. Pihak kapal yang memberi ketentuan keselamatan sebelum perjalanan dan sign keselamatan di kapal, serta penumpang yang baik serta turut menaati aturan yang disampaikan.

Coba kalau kejadian kemarin berlanjut dengan api yang kian membesar? Mungkin bakal jadi the next Titanic kali ya? Cuma yang ini versi kebakaran, bukan karena nabrak es. Pulang-pulang dibawa Basarnas. Huaaaa, pingin nangis bayanginnya! Amit amit amit amittttt!

Yuk ah, pelaku perjalanan, tetap jaga kesehatan, keselamatan, keamanan dan kenyamanan bersama selama trip berlangsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun