Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pengalaman Mengerikan Ketika Kapal yang Kami Tumpangi Hampir Terbakar

21 Maret 2022   21:25 Diperbarui: 21 Maret 2022   21:26 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kapal terbakar | Foto: Tribun

Entah sudah berapa puluh kasus mata yang kena abu rokok di jalanan hanya karena ada pengendara yang nakal dan tetap ngerokok di jalan raya. Tahun 2019 bahkan ada seorang pria yang harus mengalami pembuluh darah mata pecah karena abu rokok yang terbang ke arahnya saat berkendara. Febry namanya.

Bila beralasan, harusnya pengendara menutup kaca helm agar terhindar dari debu, Febry, pemuda yang mengalami iritasi mata saat itu juga menutup kaca helmnya rapat-rapat.

Sebetulnya larangan merokok saat berkendara sudah tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubunga RI Nomor PM 12 Tahun 2019 Pasal 6 yang berbunyi "Pengemudi dilarang merokok dan melakukan aktifitas lain yang mengganggu konsentrasi ketika sedang mengendarai sepeda motor"

Tapi tetap saja, kasus yang sama sering terjadi. Kita bahkan masih kerap menemukan pengendara yang lalu lalang di jalan besar sembari mengapit rokok yang menyala di sela jarinya. Menjengkelkan. Kukira ini hanya terjadi di jalan raya, ternyata terjadi pula di tengah-tengah laut yang hampir membahayakan seluruh penumpang.

Karena setitik bara api, hampir hilang puluhan nyawa

Contoh kapal kayu yang kami tumpangi menuju Tidung | Foto: Dokpri
Contoh kapal kayu yang kami tumpangi menuju Tidung | Foto: Dokpri

Setidaknya ada tiga komponen dalam pembakaran, yakni Oksigen, bahan bakar dan panas. Ketiga komponen ini ditemukan dalam perjalanan pulang kami dari Pulau Tidung menuju Pelabuhan Kali Adem dengan menggunakan Kapal Kayu.

Sejak dulu, kayu telah lama digunakan sebagai bahan bakar dan masih terus digunakan hingga saat ini terutama di pedesaan. Kayu keras bahkan lebih dipilih karena mampu terbakar lebih lama dengan asap yang lebih sedikit. Ini artinya, komponen bahan bakar sudah tersedia sejak awal, yakni kapal kayu itu sendiri.

Oksigen tidak perlu ditanya lagi, kami sedang berada di tengah-tengah laut. Hanya berselang satu jam perjalanan dari Pulau Tidung. Kami berada persis di laut yang sedang dalam-dalamnya. Sedang panas bersumber dari bara api rokok yang diterbangkan angin. 3 komponen terpenuhi.

Entah mungkin karena bosan dalam perjalanan menyeberang selama 3 jam, seorang penumpang laki-laki muda merokok di pinggir kapal. Angin laut yang berembus begitu kencangnya dengan mudah membawa dan menyebarkan abu serta bara api rokok.

Kemungkinan besar bara api masuk dalam celah antar papan kayu yang dijadikan dinding kapal dan berhenti di sana. Bukannya padam, bara api tersebut pelan-pelan membakar kayu yang ditempelinya. Lama kelamaan, mulai muncul kepulan asap yang menyebar ke dalam kapal -- Posisi kami saat itu di bagian atas kapal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun