Dari pemilihan biji kopi, suhu yang digunakan hingga waktu sangrai yang tepat untuk mendapatkan kopi robusta sesuai keinginan pasar.
Eksperimen ini tentu tak cukup sekali, beberapa percobaan dilakukan untuk mendapatkan hasil organoleptik yang telah ditentukan. Setelah menemukan formula suhu, dan waktu sangrai yang tepat, Kobusta Kopi pun siap dikemas, dijual dan didistribusikan.
Selain itu, pemahaman tentang pentingnya label halal dalam produk pangan serta Nomor Izin Berusaha tak luput dari catatannya. Pelan-pelan, kebutuhan ini dipenuhi satu per satu sembari terus belajar mencari syarat-syarat lain yang harus dipenuhi untuk berdirinya sebuah bisnis baru yang halal, aman dan layak untuk dikonsumsi.
Sempat ingin berhenti
Membuka usaha di tengah statusnya yang juga pekerja bukan hal yang mudah. Tantangan utama tentu membagi waktu agar keduanya selesai di waktu bersamaan tanpa ada satu tugaspun yang ketinggalan.
Tentu saja ini jadi pertimbangan sulit. Meneruskan jadi karyawan atau fokus jadi pengusaha?
Pilihannya, bila ingin bicara jujur, ya keduanya kalau memang masih bisa dan sanggup.
Namun kala itu, Mutia memutuskan produksi kopi di hari libur agar pekerjaanya sebagai karyawan tidak terganggu.
Sayang, sebagai pemula, saat pesanan yang masuk melampaui kapasitas produksi, ada perasaan lelah dan keteteran hingga sempat terbersit pikiran untuk berhenti.
Namun untuk melepaskan statusnya sebagai seorang karyawan, dirinya tak kuasa dan belum terlalu percaya diri. Selain karena masih butuh suntikan finansial, kala itu, usahanya tak semelejit namanya kini.
Mendapatkan dukungan dari berbagai pihak