Memang, mengenalkan budaya adalah hal yang berkelanjutan dari berbagai pihak. Tidak bisa berhenti atau dia akan hilang perlahan tapi pasti.Â
PTFI manfaatkan momentum Sumpah Pemuda untuk jaga kelestarian budaya
Bicara tentang seni dan budaya, Billy Iwan E. Tokoro, founder @PaceKreatif mengatakan "Baiknya anak-anak (lokal) sendiri, ya, yang promosikan budaya. Mungkin dengan pendampingan dan pembinaan yang berkelanjutan, bukan sekali atau dua kali saja." Dengan begitu, harapannya, tidak ada pergeseran makna dan nilai-nilai dari budaya itu sendiri.
Pace Kreatif merupakan sebuah komunitas yang bertujuan untuk menampilkan kreativitas masyarakat Papua dan mempromosikan pesona Papua. Bersama Pace Kreatif, Billy mengunggah beragam konten edukasi tentang keindahan dan keunikan Papua.
Ucapan ini tercetus di dialog seni yang bertajuk "Pemuda dalam Gerakan Pelestarian Budaya" yang digagas oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) bersama Yayasan Maramowe Weaiku Kamorowe (MWK) bekerja sama dengan Plataran Indonesia.
Acara tersebut juga sekaligus menjadi gelaran Kamoro Art Exhibition & sale 2021 yang berlangsung pada 27-29 Oktober 2021 yang lalu, bertempat di Hutan Kota by Plataran.
Kegiatan ini dilangsungkan bertepatan dengan Perayaan Hari Sumpah Pemuda yang kemudian dimanfaatkan oleh PTFI sebagai momentum yang tepat bagi pegiat budaya dan pemuda.
Dengan maksud untuk bersama-sama menjaga kelestarian budaya di Indonesia khususnya mengenal lebih dekat seni budaya suku Kamoro sebagai bagian dari khasanah budaya Indonesia.
Dalam acara yang dipandu oleh Ludia Amaye Maryen, Miss Papua 2018 ini, dihadirkan pula:
- Hendrikus Wiriyu atau yang kerap disapa Hengki adalah seorang seniman ukir kayu dari Suku Kamoro
- Billy Iwan E. Tokoro seorang founder Pace Kreatif
- Marthen Sambo sebagai Education Team Leader Yayasan Wahana Visi Indonesia, serta
- Hanna Keraf, Co-Founder and Chief of Community Development & Partnership Du Anyam
Selaku muda-mudi Papua yang terus bergerak untuk mempromosikan pesona budayanya.