"Uhuk... uhuuk... uhuuukkk..." Codi terbatuk-batuk sambil terus berupaya mengeluarkan duri ikan dari kerongkongannya. Tak lama kemudian, Codi muntah, mengeluarkan semua makanan yang baru saja dilahapnya. Bersamaan dengan itu, duri ikan pun ikut keluar.
"Hahahah... Hahahah..." Coco terus menertawakan Codi yang serakah.
"Codiii... Codiii..." Makanya jangan rakus!" Kata Coco tertawa puas.
Seperti hari-hari sebelumnya, beberapa jam setelah makan siang, tuannya akan kembali memberikan cemilan. Kali ini berbeda lagi.
"Lihat! Tulang berwarna putih dengan aroma susu. Lezat sekali." Coco bersemangat dengan makanan yang kini berada di tangan tuannya. Siap untuk diberikan.
Coco yang merasa menang dalam urusan makan makanan kering mempercepat proses makannya. Dengan begitu, dirinya bisa merebut makanan Codi.
"Eit, apa ini? Sesuatu tersangkut di taringku! Tolong...! Tolong...! Tolong...!"
Coco yang terlalu cepat mengigit makanannya lupa ada celah diantara tulang-tulang itu. Taringnya tersangkut di celah itu dan sulit untuk dikeluarkan. Coco yang kesulitan menyelamatkan diri dari tulang itu kebingungan dan mulai berputar-putar tanpa arah.
Codi yang menyadari sesuatu sedang terjadi pada temannya mulai tertawa. Menertawakan betapa rakusnya Coco hingga terjerumus pada rakusnya itu sendiri. Codi tertawa terbahak-bahak. Kali ini dia ikut teriak "Coco... Cocooo... Makanya jangan rakus!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H