Suatu hari, ada aroma makanan baru di rumah itu. Aroma yang lebih lezat dari sekedar ati dan ampela ayam.
"Lihat! Tuan kita memegang sesuatu yang beraroma lezat. Apa itu?"
"Apa kau tidak bisa melihatnya? Tentu saja itu makanan! Aromanya saja sudah membuat air liurmu tumpah-tumpah" Lagi-lagi Coco hanya bisa terdiam karena tak berani melawan.
Makanan baru itu pun diberikan. "Hmmm, makanan apa ini? Lezat sekali. Kering, warnanya pun cantik. Aku suka" Coco menggumam takjub. Moncongnya yang panjang sangat membantunya menghabiskan makanan kering itu beberapa detik lebih cepat dari Codi.
Merasa memilki peluang, Coco merebut makanan itu tepat dari moncong Codi yang tak bisa mengejar kecepatan makannya dan langsung melahapnya hingga habis.
"Rasakan balas dendamku anjing jahat! Sekarang kau tau seperti apa rasa sakitnya saat makananmu direbut." Coco terus saja mengunyah makanan itu dengan tenang sembari menatap tajam pada Codi. Merasa senang akhirnya bisa balas dendam.
Keesokan harinya, di jam makan siang, Coco masih terus saja kalah cepat dari Codi. Ternyata makan makanan kering dan basah mempengaruhi kecepatan makannya. Tidak heran, Codi masih terus merampas makanan Coco tiap kali ada kesempatan
Perlahan-lahan, keduanya memiliki kebiasaan yang sama. Merampas makanan anjing lain tiap kali ada kesempatan. Codi merampas makan siang Coco, sebaliknya, Coco selalu merampas makanan kering Codi.
Suatu saat di jam makan siang, Codi yang sudah menghabiskan makan siangnya terlebih dahulu terus memandang Coco. Menanti waktu yang tepat untuk merebut makanan itu.
"Hap! Minggir! Sekarang ini makananku!" Codi berteriak pada Coco begitu tuannya meninggalkan mereka berdua.
Codi terus lahap memakan hasil rampasannya sampai-sampai tidak menyadari, ada duri ikan yang sangat tajam di makanan itu. Dia lupa, menu makan mereka sedang diganti.