Mari tebak-tebakan tren 2021. Kira-kira hal apa yang akan booming? Hal apa yang akan ramai dibicarakan? Hal apa yang bisa bikin masyarakat tetap bertahan dengan tren 2021 ini dari segi finansial hingga kesehatan mental selama menghadapi pandemi .
Prediksi mengenai kapan pandemi virus COVID-19 berakhir masih menjadi pertanyaan masyarakat. Analisis yang dilakukan oleh Citi Research mengungkapkan bahwa herd immunity kemungkinan belum terbentuk sampai akhir 2021. Belum lagi munculnya virus baru yang berasal dari Inggris dan kini telah masuk ke beberapa negara lain.
Belajar dari munculnya COVID-19 di Indonesia, ada banyak hal yang tiba-tiba menjadi tren. Sebut saja Dalgona Coffee. Orang berbondong-bondong mencobanya sampai benar-benar jadi, meski salah satu konsekuensi pembuatannya adalah tangan yang super pegal karena proses pembuatannya yang diaduk.
Kalau satu kali percobaan jadi, lumayan. Sayangnya, ada yang hingga beberapa kali eksperimen, Dalgona Coffee tak kunjung terbentuk sebagaimana yang dipamerkan orang-orang. Aku salah satunya. Heheh.
Tak hanya Dalgona Coffee, banyak tren lain yang ternyata bermunculan. Dessert box, Frozen food, dari sisi makanan. Tak ketinggalan munculnya ikan cupang, dan kini tren bercocok tanam kembang janda bolong.
Tak sekedar ramai diperbincangkan, tren ini juga ramai ditiru oleh masyarakat karena potensinya menghasilkan cuan yang cukup tinggi. Kembang janda bolong misalnya, tanaman ini disebut-sebut mencapai Rp 100jt jika dijual.
Umumnya tak bertahan lama
Sebuah tren biasanya tak bertahan lama. Apalagi kalau di bidang makanan. Dibutuhkan inovasi agar usaha terus berjalan kalau tidak mau bangkrut bersamaan dengan hilangnya tren dari tengah-tengah masyarakat.
Lihat bisnis kue para artis? Apa kabar usaha-usaha tersebut kini?
Tidak perlu jauh-jauh, awal 2021 ini, masih adakah yang membahas Dalgona Coffee di tengah-tengah ramainya tren lain yang bermunculan?
Tren usaha Sederhana yang menghadirkan cuan meski di awal kurang pemahaman
Di tengah-tengah beratnya hidup saat pandemi COVID-19, ada banyak cara manusia untuk bertahan hidup. Termasuk keluar dari zona nyaman. Percaya atau tidak, demi perut semua akan dilakukan.
Bahkan demi perut, banyak kejahatan yang juga bermunculan. Semoga kita dijauhkan dari pikiran-pikiran jahat itu yaa.
Dalam salah satu ceramahnya, seorang Bob Sadino pernah bilang
"Banyak orang bodoh yang hanya mengandalkan semangat dan kerja keras plus sedikit kerja cerdas, menjadikannya sukses dalam berbisnis. Di lain sisi, kebanyakan orang pintar malas untuk bekerja keras dan sok cerdas"
Aku tidak akan membahas jauh tentang orang bodoh dan orang pintar dalam pesan tersebut. Tapi aku menangkap satu poin, bahwa tidak peduli kamu bisa atau tidak, selama terus melangkah, mencoba dengan semangat, dan sedikit taktik cerdas, akan selalu ada kemungkinan untuk berhasil dalam sebuah usaha yang ingin ditekuni.
Dan menurutku -- dari kacamata yang bukan seorang pakar -, berikut adalah beberapa usaha sederhana yang bisa dikerjakan dari rumah untuk mendapatkan penghasilan tambahan selama pandemi meski caranya belum sepenuhnya kita pahami:
1. Reseller produk
Banyak pemilik produk yang mencari tim dari luar sebagai reseller barangnya. Bahkan beberapa ada yang memberi kesempatan untuk menjadi reseller tanpa modal sepeserpun.
Modal yang dibutuhkan hanya keinginan untuk memiliki penghasilan, kemauan untuk berjualan, gadget serta koneksi internet.
2. Menjual makanan kemasan hasil produksi sendiri
Hingga kini bisnis makanan masih banyak diburu orang. Beberapa teman kuliahku dulu bahkan sukses dalam bisnis ini. Pasalnya, selama di rumah aja, ternyata minat belanja daring makanan masyarakat ikut meningkat.
Katakanlah kopi Kobusta khas dari Liwa yang diproduksi sendiri. Kopi tersebut dikemas dalam beberapa ukuran, diberi label dan brand, lalu siap dijual. Ngomong-ngomong, produk ini sudah banyak diserbu peminatnya lewat Shopee.
Ada juga yang membuka usaha kecil-kecilan seperti keripik beling. Keripik singkong yang digoreng kemudian diberi semacam sambal sebagai perasa lalu dengan menggunakan sealer, keripik beling tersebut dikemas dan siap didistribusikan pada pemesan.
Maksudku, selama pandemi belum mereda, kita mungkin bisa meniru cara ini dengan menjual makanan yang kita suka serta bisa kita olah sendiri.
Dengan menjual sesuatu yang disukai, setidaknya kita menghadirkan produk yang benar-benar berkualitas dari segi rasa. Kemas dengan rapi, lalu produk siap dijual. Dan fyi, sealer banyak dijual di ecommerce dengan harga tak sampai Rp 100.000. Ini berfungsi untuk membantumu menghasilkan kemasan erat dan layak dilihat.
3. Bisnis MLM
Multi level marketing atau MLM memang banyak dibully orang. Meski demikian, ternyata masih banyak juga yang memilih cara ini untuk bertahan hidup. Selama pandemi, tepatnya di bulan Agustus silam, kurang lebih 100.000 orang baru mendaftar sebagai member di Oriflame (Sumber: Oriflame). Fyi, aku angkat tentang Oriflame karena aku juga mendaftar di sana dan sedikit banyak tau cara hidup dari sana ya.
Beberapa di antaranya mundur pelan-pelan, beberapa terus merangkak, beberapa berhasil cuan hingga jutaan.
Asiknya di bisnis ini adalah setiap member diberi kelas untuk mengembangkan kemampuan dari berjualan, komunikasi, hingga cara branding yang baik dengan memanfaatkan media sosial. Di samping itu, bisnis ini bisa dilakukan dari manapun dan kapanpun senyamannya saja. Tapi jika ingin punya penghasilan yang banyak, silahkan sisihkan waktu dan tenaga lebih banyak lagi.
4. Mengembangkan kemampuan menulis
Inipun bisa menjadi alternatif. Mengembangkan kemampuan menulis. Mencari beberapa platform yang membayar penulisnya. Bisa pula dengan mengikuti berbagai kompetisi menulis yang kadang hadiahnya tak tanggung-tanggung.
Jika sudah memiliki kemampuan mumpuni, bisa disiasati dengan mendaftarkan diri sebagai freelance Content Writer di perusahaan-perusahaan yang membutuhkan.
5. Fokus fotographi
Sama halnya dengan menulis, ternyata fotographi pun bisa menghasilkan. Lewat sebuah video di Tiktok, seorang fotographer membagikan tips jitu menghasilkan dari internet dengan menjual hasil bidikannya.
Tak harus gambar pemandangan di luar. Kamu bisa berkreasi dengan foto-foto indoor yang banyak dibutuhkan orang. Untuk mengetahui kebutuhan foto seperti apa yang dibutuhkan orang lain, tentu dibutuhkan riset, jadi jangan malas untuk cari informasi yaaa.
Tak sulit kan? Hanya perlu terus berusaha. Mencoba lagi kalau hasil dirasa kurang baik. Sampai di satu titik, kamu menemukan sudut mana yang kamu rasa nyaman bagi dirimu dan kamu percaya hasilnya akan selalu maksimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H