Bilang "tidak bisa" dan "belum bisa" itu tenaganya beda sekali.Â
"Tidak bisa" itu sudah disertai titik. Tidak bisa dibantu lagi. Sedangkan "Belum bisa" itu semacam kalimat yang belum lengkap. Masih koma, ada kalimat pelengkap yang harus dituliskan hingga menuju titik.Â
Kata "belum bisa" itu juga mengandung kekuatan, mengandung harapan, menyingkirkan keputusasaan. Masih ada kesempatan untuk bisa, yang penting ngga berhenti. Coba lagi, yuk. Siapa tau habis percobaan satu kali lagi ini jadi bisa.Â
3. Ngga Apa-apa Gagal, yang Penting Udah Coba
2018 lalu, aku berjibaku hampir satu tahun untuk satu tempat di BUMN. Satu langkah lagiiiii saja. Tinggal satu langkah lagi itu lulus, aku bisa kerja di sana.Â
Kukira berjuang penuh hampir satu tahun sudah cukup merayu Tuhan untuk memberiku hadiah ulang tahun yang kesekian kala itu, ternyata Tuhan bilang belum. Sama kayak mamak. Mamak juga bilang hal yang sama.Â
Aku gagal masuk ke BUMN tersebut.Â
Mamak bilang. ya sudah, yang penting kan sudah coba. Yang pentingkan sudah berusaha. Ngga apa-apa. Ngga apa-apa sambil terus dengerin aku menangis di jaringan telepon.
Kata-kata ini juga pernah diucapkan mamak saat aku kecil dan menangis meraung-raung ketika prestasiku turun satu peringkat. Padahal mamak tahu seberapa kerasnya aku berusaha. Saat aku menangis sesunggukukan karena gagal menang di lomba cerdas cermat antar kecamatan. Semester berikutnya, prestasiku kembali. Dan aku pulang dengan sumringah.
Mamak selalu bilang Ngga apa-apa. Kamu sudah berusaha.
Gila ya kata-kata itu sebegitu sederhananya, tapi punya kekuatan dari dalam yang cukup besar untuk menegakkan kembali kepala yang tertunduk lesu. Aku baik-baik saja. Aku mengampuni diriku yang gagal. Aku memaafkan diriku yang gagal sekaligus memberinya kesempatan untuk memperbaiki kembali.Â