Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dari Mengatasi Insecure hingga Mencintai Kekurangan Sendiri

7 September 2020   23:31 Diperbarui: 7 September 2020   23:47 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumen pribadi

Apa kabar kamu di tengah-tengah kondisi yang belum pasti ini? Semoga sehat-sehat yaaa. Semoga pendapatan juga tetap berjalan meski mungkin tak lagi semulus sebelumnya. Tetap semangat dan stay positive!

Sudah berbulan-bulan vakum dari Kompasiana. Rasanya rindu juga ikut coret-coret platform yang mengangkat namaku setidaknya di antara teman-temanku sendiri.

Insecure atas diri sendiri
Pernah ngga merasa insecure atas diri sendiri. Mungkin tentang kemampuan, mungkin tentang fisik yang kata orang tidak sempurna itu, atau tentang apapun yang membuatmu merasa kamu tidak pantas atau tidak layak untuk sesuatu yang kamu inginkan?

Aku sih pernah.

Ada banyak hal malah yang membuatku insecure atas diri sendiri. Salah satunya adalah urusan tangan.

Jadi, tanganku emang ngga ada lentik-lentiknya, ngga ada manis-manisnya, ngga ada cewe-cewenya. Hahha. Gede, lebar, sering banget kering dan kulitnya terkelupas serta tebal. Beda sama tangan kakakku yang super anggun itu.

Belum lagi ada kuku yang kurang normal akibat kenakalan saat kanak-kanak dulu. Lengkap deh makin ngga percaya dirinya.

Imbasnyaaaa, saat ada permintaan pembuatan konten, rasanya ngga yakin mau foto sekalian pegang produk tersebut dan memotretnya dalam genggaman. Imbas lainnya adalah, kalau foto tangan lagi gandengan sama pacar, malah kayak tangan laki-laki dua duanyaaaa. Hahahhaha.

Aku ngga tau, apakah ini memang perasaanku atau semua orang di sekelilingku juga menyadari hal yang sama.

Usaha menghilangkan rasa tidak percaya diri
Berbagai usaha kucoba untuk membuat tanganku terlihat kecil dan lentik, gagal! Gimana bisa, orang udah lebar dari sononyaaaa!

Beberapa kali coba panjangin kuku, tapi ngga nyaman saat kerja. Akhirnya panjang sedikit, langsung potong.

Kutekan? Bagus sih, tapi kuku malah jadi terlihat bantet.

Sampai akhirnyaaa, aku memutuskan untuk bergabung di Oriflame yang segala media promosinya sebetulnya sudah dilengkapi oleh komunitas, tapi rasanya ingin juga untuk membuat penyampaian versi sendiri di media sosial pribadi dengan kita - member - sebagai modelnya.

Daaaaaan masalah datang.

Produk kecantikan yang kupegang itu malah terlihat seperti berada dalam genggaman laki-laki.

Maksudku, boleh kok laki-laki juga pegang alat make up. Banyak malah. Tapi ini yang pegang akuuu, yang mana tangannya tak terlihat seperti tangan perempuan. Hahhahah.

Laluuuu, demi tangan terlihat lentik saat memegang produk tersebut, aku memutuskan untuk membeli kuku palsu dan menggunakannya tiap kali akan mereview produk yang ingin kusosialisasikan.

Baru sekali aku menggunakannya, aku memutuskan untuk melepasnya 20 menit kemudian. Keputusan ini kubuat usai foto yang kuinginkan selesai dan mulai mengetik dengan jari yang "sedikit" lentik itu.

Yaaaa, jujur aku menyukai tampilan baru jari jemariku usai ditempeli kuku palsu. Terlihat jauh lebih manis.

Tapiii, saat aku mulai mengetik keyboard di hp dan di laptop dengan kuku palsu yang masih menempel, ya ampunnnnn ribetnya. Ngetik pakai ujung kuku, licin. Pakai ujung jari terhalang sama kuku palsu. Ujung-ujungnya, urusan ngetik malah ribet sendiri. Itu kenapa ngga sampai setengah jam, kuku palsu tersebut sudah lepas dari jariku.

Usai melepas kuku palsu tersebut, ada rasa syukur sekaligus perasaan bersalah karena selama ini kesulitan menerima kekurangan yang ternyata sebetulnya aku sendiri sudah nyaman dengannya.

Memang kenapa kalau tanganku tidak sempurna?

Memang kenapa kalau tanganku tidak terlihat lentik seperti tangan perempuan pada umumnya?

Memang kenapa kalau tanganku lebar?

Toh, tanganku ini yang sudah menemaniku menulis ratusan artikel yang selalu berhasil membuat hatiku tenang. 

Toh, tanganku inilah yang mengerjakan banyak sekali pekerjaan-pekerjaan di rumah. 

Toh, tanganku inilah yang telah mengolah berbagai makanan enak yang kusukai dan membiarkan seluruh tubuhku menikmati kandungan gizi yang ada di dalamnya

Toh, tanganku inilah yang telah menyelesaikan berbagai pekerjaan kantor sehingga aku bisa mendapatkan banyak penghasilan dan lewat penghasilan itu aku bisa membahagiakan orang tuaku dan banyak orang lain. 

Aku hanya terlalu fokus pada kurangnya saja, sampai lupa bahwa tanganku yang lebar dan tidak lentik ini sudah menjadi bagian yang tak kalah penting dalam kehidupanku. 

Terlepas dari semua itu, masih bicara tentang tangan dan sudut pandang yang baru kudapat setelah mengetahui bahwa meski terlihat lentik, ternyata jari yang lentik karena kuku palsu itu juga merepotkan orang saat bekerja ya. Ini versiku, btw.

Menerima kekurangan dan fokus untuk perbaikan

Foto: Dokumen pribadi
Foto: Dokumen pribadi

Alih-alih berupaya sekuat tenaga untuk membuat tangan yang sedari lahir agar terlihat kecil, dan seperti kebanyakan tangan perempuan lainnya, aku memutuskan untuk menerima kekurangan ini dan fokus memperbaiki serta memberikan yang terbaik agar tangan yang selama ini bernilai minus di mataku, mendapatkan apapun yang menjadi haknya dan jadi bagian tubuh yang tak kalah berharga dari yang lainnya.

Salah satunya adalah dengan rutin menggunakan Hand Cream with Coconut Oil Nourishing dari Oriflame. Cream tangan yang selama ini tidak pernah kugunakan padahal sangat dibutuhkan untuk mengatasi tangan kering dan mudah mengelupas.

Apalagi di musim pandemi ini, mengikuti anjuran untuk rajin cuci tangan, cream tangan sangat dibutuhkan untuk membantu tangan tetap lembab, sehat, terawat dan wangi sebagai bonusnya.

Kamu gimana? Sudah bisa menerima kekurangan diri sendiri belum? Tidak ada manusia yang sempurna, kan? Bahagia dan bersyukurlah dengan apa yang Tuhan berikan. Di luar sana, banyak sekali orang yang mengantri untuk sesuatu yang mungkin saat ini sedang kamu sesali ada padamu :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun