Tren menggunakan jasa influencer untuk membantu sosialisasi produk baru sebuah brand memang lagi digandrungi. Bukan hanya pelaku ekonomi besar, mereka yang baru saja merintis usaha juga melakukan hal yang sama.
Selain harganya yang cukup terjangkau, dampak penggunaan langsung influencer terhadap produk, yang dapat dilihat oleh followers dianggap ampuh untuk meningkatkan penjualan atau sekadar branding.
Aku mau sedikit bahas dari kedua sisi. Sebagai seorang pengguna Instagram yang beberapa kali ikut membantu sosialisasi produk baru dari brand, juga dari sisi calon konsumen.
Kebetulan postinganku di Instagram mau rapiin yang semuanya mengarah ke food. Tapi belum sanggup nolak tawaran lain di luar itu. Heheh. Doain biar konsisten yaa. Jadi sebetulnya artikel ini juga kutujukan pada diriku sendiri yang mudah-mudahan jangan sampai mengecewakan pembaca. Amin
Berawal dari postingan IG story teman yang merasa tertipu dengan review dari salah satu influencer makanan, aku mencoba mengangkat bahasan ini.
Jadi si temanku ini, beli makanan berdasarkan rekomendasi dari postingan influencer yang dilihatnya di media sosial.
Begitu makanan dipesan dan dia terima, ternyata ngga sesuai dengan apa yang dijelasin oleh influencer tersebut. Katanya, zoonk banget dan KAPOK mau beli lagi.
Kemarin, ada sebuah status dari blogger juga, yang membahas tentang tanggung jawab terhadap postingan atau segala sesuatu yang kita tampilkan di media sosial pribadi.
Seperti tips atau informasi yang kita bagikan di media sosial. Tak peduli berapapun itu jumlah followersnya. Masalahnya adalah, informasi atau tips yang kita bagikan dapat diakses dengan bebas oleh followers lalu mungkin diterapkan. Jika salah, akan menghadirkan kekecewaan.
Buruknya lagi, jika informasi yang kita bagikan berkaitan dengan brand dan informasi tersebut tidak tepat, imbasnya adalah ya seperti pengalaman temanku di atas. Kapok beli dan mungkin dia ngga akan percaya lagi sama infuencer yang dia dengar sebelumnya. Akhirnya mengurangi rezeki kedua belah pihak, kan?
Kehilangan kepercayaan dari pembaca adalah musibah bagi seorang yang mengaku sebagai penggiat konten.