Ada pula yang menggunakan "pakaian dalam Perempuan" sebagai "masker" yang harus dikenakan agar terhindar dari virus ini mengingat harga masker kian hari kian tak berperikemanusiaan.
Aku tak tahu bagaimana kelas humor masing-masing orang. Tapi menurutku, kondisi sedarurat ini bukan sesuatu yang pantas untuk ditertawakan.
Aku tak mengalami memang, tapi sempat menitikkan air mata melihat keputusasaan pada masyarakat di China lewat siaran televisi.
Mereka saling berteriak menyemangati satu sama lain. Seorang anak kecil menangis melihat ibunya berjarak 5 meteran menahan rindu namun tak bisa saling memeluk karena ibunya seorang dokter yang menangani langsung pasien Corona.
Sedang Dokter-dokter yang berjuang di sana bahkan sampai menangis menghadapi permasalah ini. Bagian mananya yang lucu. Pantaskah ditertawakan?
Masyarakat mengikuti arahan WHO untuk menggunakan masker setiap beraktifitas demi keselamatan dan keamanan diri masing-masing, termasuk masyarakat Indonesia.
Sayangnya, ada pula oknum yang memanfaatkan keadaan dengan menumpuk masker sehingga berujung pada naiknya harga. Inipun terjadi di Indonesia.
Sebelum virus Corona "mendunia", harga masker sekotak hanya dibanderol sebesar Rp 27.000. Sekarang? Harganya mencapai ratusan bahkan jutaan per kotaknya.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) bahkan sudah meminta Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPI) dan  kepolisian untuk mengusut alasan dibalik melambungnya harga masker (suara.com 7/2/20).
Mengenal Asuransi Sun Medical Platinum