Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis adalah Cerminan Hati

8 Agustus 2019   10:25 Diperbarui: 8 Agustus 2019   10:47 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baru kemarin siang ini, ada tawaran campaign produk rokok untuk para influencer. Masing masing influencer terpilih akan mendapatkan rokok vape/produk dan fee sebesar Rp 200.000.

Aku tidak akan bicara nominal itu sepadan atau  tidak. Mungkin bagi yang sedang merintis dunia seputar influencer dan emang lagi butuh biaya, bayaran itu tentu sangat membantu, termasuk saya salah satu di dalamnya. 

Tapi bagi beberapa orang yang sudah merasa dirinya influencer kawakan, yaaa barangkali akan menolak job campaign karena nominal yang ditawarkan tak sepadan. 

Syarat influencer yang akan dipilih pun cukup sederhana. Cukup memiliki followers minimal 1000, tidak menggunakan hijab, dan setidaknya berumur 18 tahun. 

Menulis adalah cerminan hati
Dari syarat yang dicantumkan di atas, aku sudah masuk kualifikasi. Dan peluang untuk diterima besar sekali. 

Tapi itu lho, produknya itu. Rokok. Serta mertalah hati ini galau. Bapakku perokok berat, lelaki yang kukasihi pun dulu adalah perokok. Dan aku sangat tidak suka. Bahkan sampai saat ini, jika rekan-rekan kantor kembali ke ruangan dengan aroma rokok, aku akan menjauh. Menghindari aroma rokok yang bikin pusing. Sampai sekarang. 

Aku tak menyukai orang-orang yang merokok, dan kadang kepada orang-orang yang sudah kukenal dekat, aku tak segan untuk mengatakannya secara langsung. Agar mereka bisa menahan diri untuk tidak merokok saat berada di antara orang lain yang bukan perokok. 

Kondisi inilah yang menjadi bahan pertimbangan. Apakah aku harus menipu diriku hanya karena sekian rupiah dan produk yang nantinya tidak akan pernah kugunakan dan yang kubenci itu? Sama saja aku sedang mendukung mereka. Namun di satu sisi, aku juga tengah membangun image diri sebagai seorang influencer di sosial mediaku. 

Kegundahan ini kubawa dalam forum di WhatsApp group. Hanya bertiga, tapi 2 orang sahabatku itu baik sekali perangai, juga ibadahnya. 

Ada satu jawaban yang membuatku tenang dan bisa mengambil keputusan yang tepat. 

"Menulis itu kan cerminan hati, lo yang tau gimana hati lo, Na." 

Hanya itu. 

Tak lama, satu jawaban lagi datang memperkuat keyakinanku. "Tadinya gua mau bilang jangan lah, Na. Tapi takut." Mungkin dia memiliki pemikiran yang sama, mendapatkan produk untuk ditampilkan di sosial media itu gampang-gampang susah. Giliran dapat, ditolak. 

Adalah kebahagiaan dan berkat tersendiri bagi mereka yang memiliki sahabat yang berani membawa ke jalan yang benar. Makasih lhoo kalian berdua. 

Baiklah, aku memutuskan untuk diam. Tak mendaftarkan diri dalam campaign tersebut. Aku menolaknya keras di dalam hatiku. Jalan rejeki tak hanya datang dari satu sumber saja. 

Susahnya jadi Blogger, Tulisan harus Dijalankan. 

Beberapa waktu lalu, dalam acara yang diadakan CLICK Kompasiana, aku hampir saja meminta tolong pada Bu Muthia untuk diambilkan foto penghuni kamar 312 (Jika kamu ingin tahu siapa saja penghuni kamar tersebut, kamu bisa mampir ke artikel sebelumnya).

Namun karena saat swafoto peserta lain banyak yang tak terima dengan hasil foto dan meminta untuk terus mengulang, aku memutuskan urung untuk meminta tolong pada beliau. 

Salah satu alasannya adalah tulisanku beberapa waktu lalu di Kompasiana ini. Alasan lainnya karena memang kurang sopan juga anak meminta tolong fotokan pada orang tua. Hahahaha. Peace Ibuku sayang. 

Begitupun dengan tulisan ini. Tulisan ini akan tetap berada di dunia maya. Semoga esok lusa tetap ada dan tak hilang. Biarlah tulisan ini tetap menjadi pengingat dan membuatku menjadi penulis yang bertanggung jawab akan tulisannya di masa masa mendatang. Meski mungkin godaannya bisa saja lebih besar. Seperti bayaran yang lebih tinggi misalnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun