BPK alias Babi Panggang Karo. Bagi umat Islam, haram tentunya. Kalau bagi Kami, makanan ini adalah sebuah keharusan untuk menutup tahun.
Ada tradisi Marbidda yang berarti memotong hewan yang pada umumnya adalah Babi, berukuran sedang hingga besar yang kemudian dibagikan kepada seluruh masyarakat setempat yang ingin membelinya.
Bagi para perantau yang tak ingin repot, ada banyak BPK di daerah Simpang Dua dan Simpang Empat yang dapat disambangi untuk melepas rindu akan kelezatan makanan ini.
Walaupun mungkin di lokasi perantauan selalu ada satu dua tempat yang menjajakan makanan yang sama, rasanya makan di tanah Batak ini akan tetap lebih maknyus. Bukan bermaksud BPK di wilayah lain tidak enak ya, hanya saja, mengonsumsi makanan tersebut di Siantar ini bisa sembari bercengkerama dengan keluarga, mengenang jalanan-jalanan yang meninggalkan kenangan, juga bernostalgia tentang cerita saat-saat sekolah.
- Mie Pangsit Siantar
Oleh sebab itu, bagi teman-teman yang penasaran ditahan yaa. Cukup baca review makanan ini saja dari mereka yang sudah mengonsumsinya. Hehehe.
Bagi saya, makanan ini enak tentu saja. Khasnya ya daging Babi merah yang menghiasi bagian atas Mie sebelum disajikan ke konsumen. Baik itu mie goreng maupun kuah. Porsinya mantab, sepiring penuh. Hhehehe.
Biasanya perantau yang telah lama di ibukota kembali ke Bonapasogit dan mengonsumsi makanan ini sering kalap dan ngga sanggup ngabisin karena sudah terbiasa dengan porsi kecil ala Jakarta dan kota-kota besar lainnya.
- Durian Medan
Hmmm.... Bahkan dari radius sekian ratus meter, wisatawan akan disuguhkan dengan aroma sedap khas durian yang bikin kita kecarian dan pingin cepat-cepat menikmati.
Harganya berbeda tergantung ukuran. Kemarin sih, Rp 5.000an juga ada. Tapi ya itu, rasanya juga seadanya. Heheh.