Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Mengenal Naniura, Makanan Khas Batak, Bumbu dan Proses Pengolahannya

2 Januari 2019   00:38 Diperbarui: 3 Januari 2019   14:56 2185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Digongsengnya di atas api kecil. Eits, tidak bisa dicampur, ya! Harus dipisah, agar tingkat kematangan masing-masing bahan bisa merata karena tingkat kekerasan dan kandungan air masing-masing bahan juga berbeda.

Pastikan bahan-bahan yang digongseng telah mengeluarkan aroma sedap, terlihat kuning kecokelatan. Khusus untuk bawang, indikator lainnya selain aroma sedap adalah lunak dan warna bawang merah sedikit tampak menerawang.

Jika seluruh bahan telah selesai digongseng, selanjutnya adalah ditumbuk.

Menurut saya, ini bagian yang paling menarik. Selain karena tekstur bahan yang telah melunak dan juga wangi, menumbuk kemiri yang masih dalam kondisi panas juga memberikan sensasi tersendiri bagi pengolah Dekke Naniura karena akan mengeluarkan bunyi kretek kretek gitu yang tidak bisa kita temukan  saat menumbuk bahan makanan lain dalam kondisi dingin.

Kemiri panas yang siap ditumbuk | Foto: Efa Butar butar
Kemiri panas yang siap ditumbuk | Foto: Efa Butar butar
Jangan lupa andaliman turut pula ditumbuk sesuai selera. Makin banyak, makin mantab! Heheh. Butuh kunyit juga nih, tujuannya selain berpengaruh pada rasa, tampilan akhir Dekke Naniura juga sangat bergantung pada jumlah kunyit yang dimasukkan.

Pastikan tumbuk kunyit hingga benar-benar halus yaa. Kenapa? Duh, gigit potongan kunyit yang tidak halus itu ngga enak banget deh di mulut.

Bahan-bahan yang sudah ditumbuk disusun secara terpisah di dalam sebuah nampan. Sebenarnya, bisa saja digabung karena nantinya seluruh bumbu akan tetap disatukan. Namun, demi keindahan proses menghasilkan sebuah makanan, maka masing-masing bumbu yang telah ditumbuk tersebut disusun secara terpisah di atas nampan yang sama. Hehhe. Ngga ding, biar cantik aja gitu kalau disusun berdasarkan jenis masing-masing bumbunya. Bisa disesuaikan saja dengan selera.

Oh ya, satu lagi. Karena Dekke Naniura adalah kuliner yang khas dengan cita rasa asam dan pedas getir andaliman, yakni bumbu andalan khas Batak, maka cabai yang digunakan dalam proses pengolahan Dekke Naniura ini tidak perlu terlalu banyak, ya. Mau pakai cabai merah atau rawit hijau atau mungkin campur, boleh saja yang penting tidak menjadi menjadi bumbu yang mendominasi.

Eh, ini gimana? Kan katanya mau kenalan dengan Dekke Naniura?

Untuk sejarah, sulit rasanya bertanya pada orang yang tepat di sini. Beberapa kali pertanyaan tentang asal usul hadirnya Dekke Naniura pada orang yang berbeda, sayang, tidak ada yang mengetahuinya. Hiks hiks. Jawaban yang saya dapet, mentok-mentok "racikan turun temurun dari Oppung".

Walaupun asal usul hadirnya Dekke Naniura di tengah-tengah masyarakat Batak ini penting untuk diketahui, ya sementara sembari mencari referensi terpercaya, rasanya tak salah ya jika kita berkenalan terlebih dahulu dengan bumbu dan cita rasanya yang menggoda.

Ukuran Ikan Emas dan Prosedur Mengeluarkan Perut Ikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun