Serasa seperti mengisi bahan bakar kendaraan "Dimulai dari 0 ya, Ka". Hehhe. Tanpa bermaksud menyombongkan diri, sedikit kemampuan yang telah terbangun selama ini perlahan seperti hilang. Memudar hilang.
Sulit rasanya bahkan untuk membuat kalimat pembuka sekalipun. Giliran udah berhasil satu kalimat, eh hapus lagi. Ketik lagi, hapus lagi. Gitu aja terus sampai akhirnya laptop ditutup tanpa hasil. Hhehehe. Dan seperti inilah diriku 2 bulan ini.
- Mudah Terpengaruh oleh Tulisan Orang Lain Ketika Ikut Berkompetisi
Sedang ogah ogahnya nulis, tiba-tiba ada satu topik yang benar-benar disukai. Maksain diri ikutan kompetisi dengan terlebih dahulu baca sana baca sini artikel yang dikompetisikan oleh peserta lain. Lalu tulisan-tulisan itu berhasil merasuki benak sehingga artikel yang dihasilkanpun tak jauh berbeda dengan yang dibaca. Ye, apa bedanya sama nyontek, ya kan?
Nah kalau aku sendiri sadar udah terpengaruh sama tulisan peserta lain, biasanya aku memutuskan untuk berhenti dan tidak ikut kompetisi daripada harus mempermalukan diri sendiri. Hehhe. Ngga ding, alibi aja nih yang begini. Padahal mah sebenarnya ya emang ngga mau nulis aja!
- Tak Percaya Diri dengan Tulisan
Atau ada kalanya dalam keogahan menulis itu, sebuah keajaiban menghampiri yang ketika dibaca ulang, artikel terasa lebih berisi meski tak bisa dikatakan sangat bagus. Namun, ketika artikel naik tayang dan aku membaca artikel peserta lain, duh rasanya minder beribu ribu minder.
Pingin rasanya buru-buru hapus itu artikel, tapi eh penasaran. Masa iya sih ini tulisan sebegitu buruknya? Akhirnya aku biarin aja gitu di blog. Nunggu orang ada yang apresiasi atau tidak. Hehhe
Bagaimanapun buruknya aku menganggap karyaku, aku selalu mencoba memberi kesempatan pada karya tersebut mendapatkan penilaian dari pembacanya. Barangkali aku melewatkan sisi manis dari tulisan tersebut yang bisa ditemukan oleh pembaca. Nah, kalau beruntung dapet yang begini nih, ya biasanya niat nulis berhasil naik lagi. Hehehe.
Kamu pernah ngerasain seperti ini, kah?
Coba kasih aku tips dong gimana caranya biar cepat-cepat ngilangin ogah nulis ini!
Oh ya, semisal kamu -- iya, kamu  yang baca tulisan ini - ngerasa tulisan ini "tidak kuat" dengan apa yang disampaikannya, mohon dimaafkeun karena memang ini aku dalam kondisi memaksakan diri untuk mengembalikan aku yang dulu. Karena sebenarnya, meski aku ogah ogahan, di satu sisi hatiku ini tetap kecarian. Heheh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H