Masih ingat betul, ketika duduk di sekolah SD, mengarang adalah salah satu tugas yang paling saya sukai. Kesukaan ini terus berlanjut hingga SMA, sampai-sampai, pernah suatu waktu saya dimusuhi seluruh teman satu kelas karena melanggar persetujuan tak tertulis dari seluruh teman sekelas.
Sebelumnya kami sepakat bersama-sama tidak mengerjakan tugas Bahasa Indonesia yang diberikan Ibu Siagian, guru Bahasa Indonesia yang sangat lembut dalam berkata namun memiliki makna yang menghina berikut dengan tatapan mata Beliau yang begitu tajam di balik kacamatanya. Tak heran jika banyak siswa siswi yang tidak menyukainya
Kesukaan dalam dunia menulis ini membuat saya terkesan konyol di masa-masa SMA. Saat itu sedang jamannya menyukai serial FTV yang terkenal romantis dan sering bikin baper. Dalam satu buku tulis catatan 50lembar - yang harusnya dipakai untuk sekolah - saya pakai untuk menulis dialog demi dialog yang diucapkan para pemeran untuk selanjutnya saya nikmati sebagai bacaan di waktu senggang.Â
Sulit dijelaskan seperti seperti apa gregetnya menulis dialog tanpa ada jeda bicara pemeran. Terkadang saya harus ikhlas jika beberapa dialog tak sempat saya tulis baik karena lupa, juga karena ngga keburu untuk nulis karena dialog lain baru saja diucapkan. Jika begitu, saya akan revisi kembali dialog demi diaog tersebut menjadi cerita baru versi saya.
Dulu di kampung belum terlalu fasih dengan komputer. Bahkan jika ada satu dua orang siswa siswi yang ke warnet, itu dianggap sebagai sesuatu yang menakjubkan. Keren. Apalagi jika orang yang baru saja dari warnet itu mengatakan bahwa dirinya baru saja mengakses Facebook. Wah, itu sudah makin dianggap "wow" deh.
Memasuki dunia perkuliahan, dan seiring bergantinya lingkungan, kesukaan saya akan dunia tulisan seolah terselamatkan dengan munculnya group-group kepenulisan yang saya temukan di Facebook. Dari group-group tersebutlah kemampuan menulis saya terus saya asah untuk setidaknya mengikuti EyD saja.
Hingga di 13 Oktober 2013 silam, saya dipertemukan dengan sebuah tempat di mana saya dapat belajar dari berbagai penulis atau katakan saja Blogger di seluruh Indonesia, bahkan dunia. Sebagian pengisi tempat itu adalah penulis besar, sebagian jurnalis kondang, dan founder-founder group kepenulisan di Facebook yang saya ikutin pun ternyata bergabung di sana. Kompasiana namanya. Sebuah tempat yang membuat saya berani dan percaya diri untuk mengenalkan diri sebagai seorang Blogger.
Dunia Blogging dan Manfaatnya Bagi Diri Sendiri
Hampir genap 5 tahun mengenal dunia blog, namun ternyata masih ada banyak sekali seluk beluknya yang belum saya pahami. Meski demikian, di balik ilmu yang masih perlu saya pahami itu, ada banyak sekali manfaat yang saya dapatkan dari menekuni dunia kepenulisan ini.
- Ajang Mengasah Kreativitas
Ngeblog itu seru seru nyebelin sih menurut saya. Jika kebetulan topik yang ingin ditulis adalah sesuatu yang saya sukai dan saya pahami, mudah sekali rasanya untuk mendapatkan 2 lembar A4 Times New Roma 12. Namun, dalam kasus-kasus tertentu -- seperti saat mengikuti acara yang diselenggarakan brand tertentu dan tidak terlalu saya kuasai, atau mungkin saat mengikuti lomba menulis - saya harus memberikan waktu membaca lebih banyak referensi tulisan agar artikel yang saya hasilkan akurat, aktual, dan menjual sehingga tidak ada satu pihakpun yang dirugikan. Baik artikel saya, panitia, maupun pembaca.
Kok pembaca?