Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Selamat Hari Jantung Sedunia dan Pengenalan Penyakit Jantung Bawaan

30 September 2018   00:00 Diperbarui: 30 September 2018   00:04 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari Jantung Sedunia | Foto: Tribun

Tentang Danone dan Ilmu yang Selalu Bertambah

 Sebelumnya, selamat kepada seluruh peserta Danone Blogger Academy 2018 Batch II yang telah terpilih. Satu tahun bersama Danone melalui program Danone Blogger Academy, ada banyak hal yang sebelumnya tak pernah terlintas dalam benak, malah masuk sebagai materi pembahasan dalam berbagai pertemuan.

Mulai dari permasalahan sampah, makanan berlebih, hingga Stunting yang saat ini sedang ramai diperbincangkan. Tak ketinggalan, pemasalahan mengenai Penyakit Jantung Bawaan (PJB) pun tak luput untuk diperbincangkan dalam menyambut hari Jantung Sedunia yang jatuh pada tanggal 29 September setiap tahunnya.

Mengapa perlu mencari tahu lebih dalam tentang hal ini?

Jantung merupakan organ vital yang memegang peranan penting pada kehidupan manusia, termasuk pada anak yang sedang mengalami tumbuh kembang. Struktur dan fungsi jantung yang normal sangat dibutuhkan untuk mempertahankan peredaran darah yang stabil guna mencukupi kebutuhan Oksigen dan nutrisi tubuh seorang anak.

Sebagai organ vital, jantung harus dipastikan dalam kondisi stabil, sehat dan mampu menyokong tumbuh kembang anak.

Mengenal PJB Pada Anak

Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah penyakit yang diderita anak dengan kelainan struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang terjadi akibat adanya gangguan atau kegagalan perkembangan struktur jaringan jantung pada fase awal perkembangan janin. Berdasarkan letak dan tingkat keparahannya, lebih dari 34 jenis PJB telah teridentifikasi. Kebanyakan PJB tersebut menghambat aliran darah pada jantung dan pembuluh darah sekitarnya atau dapat menyebabkan aliran darah yang abnormal dari/ke jantung.

Angka kejadian PJB dilaporkan sekitar 8-10 bayi dari 1000 kelahiran hidup. Dan 1 dari 8 bayi yang terkena PBJ beberapa tahun silam adalah keponakan saya sendiri. Beruntung, orang tuanya berhasil mendeteksi hal tersebut semenjak bayi masih di dalam kandungan. Pemeriksaan rutin kandungan ini dilakukan mengingat sebelumnya, orang tua keponakan saya pernah mengalami keguguran.

Tak ingin hal yang sama terulang kembali, pemeriksaan rutinpun dilakukan yang pada akhirnya menjadi awal yang paling tepat untuk mengetahui kondisi janin yang memang sangat membutuhkan penanganan.

Tanpa menunggu lama, berbagai pengobatan dilakukan hingga anak lahir. Tak cukup sampai di sana, dalam pertumbuhannya, keponakan saya tersebut sangat dijaga aktifitasnya, kegiatan sehari-hari yang dilakukan, makanan yang masuk. Benar-benar seperti menjaga barang antik yang bernilai mahal.

Namun, keseluruhannya dilakukan agar hal-hal yang dapat membahayakan anak tersebut tidak sampai terjadi. Penjagaan makanan yang dikonsumsi pun menjadi langkah utama yang perlu dilakukan oleh orang tua agar anak dapat terhindar dari kondisi stunting.

Syukurlah, beragam penanganan yang dilakukan tersebut berbuah manis. Keponakan saya saat ini sudah duduk di bangku SMP dengan kondisi sangat sehat meski orang tua nya masih memberikan perhatian penuh dan tetap menjaga segala aktiftasnya yang mungkin saja membahayakan kondisi tubuh.

Jika dilihat secara sepintas, tidak ada tanda-tanda khusus yang menunjukkan seorang anak menderita PJB, namun jika diteliti lebih dekat, anak penderita PJB pada umumnya menunjukkan hal-hal berikut ini:

  • Nafas pendek atau nafas panjang
  • Susah makan
  • Keringat berlebihan saat makan, dan
  • Sianosis (Kulit, bibir, dan kuku berwarna kebiruan)

Seorang anak penderita PJB yang tidak lekas ditangani dapat menyebabkan:

  • Pertumbuhan buruk dan kurang nutrisi (Wasting/Stunting 
  • Gangguan perilaku anak
  • Gangguan saraf
  • Infeksi saluran pernafasan yang berulang, bahkan
  • Kematian

Berkaca dari beragam bahaya yang mungkin saja timbul akibat PJB pada anak, deteksi dini merupakan kunci utama yang perlu dilakukan agar orang tua dapat menentukan penanganan yang sesuai.

Langkah-langkah yang Perlu Diketahui Orang Tua dalam Penanganan PJB pada Anak

Pada orang tua yang memiliki anak penderita PJB, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam penanganan PJB pada anak, yakni:

  • Memantau berat badan dan intervensi segera

Orang tua perlu menyiapkan catatan pribadi mengenai perkembangan berat badan anak meski tanpa harus mendapatkan perintah dari Dokter yang menangani mengingat Dokter memiliki sekian banyak pasien dan kesibukan yang barangkali berpotensi membuatnya lupa untuk mengingatkan

  • Memantau Kebutuhan Kalori

Hal lain yang perlu orang tua ketahui, terutama seorang wanita yang baru saja pertama kali menyandang sebutan "ibu" karena baru saja melahirkan, yaitu teliti mencari referensi makanan bayi dari internet.

Ada kasus yang menarik yang dihadapi langsung Dr. Klara Yuliarti, SpA(K) yang dibagikan pada kami selaku peserta acara.

Menurut Dokter cantik ini, salah satu Ibu pasien memberikan menu makanan yang salah pada bayinya. Bukan karena ibu dari pasien tersebut ingin berbuat jahat pada anaknya, pemberian makanan tersebut adalah murni niat baik untuk melakukan yang terbaik pada bayinya. Sayang, menu tersebut diberikan tanpa terlebih dahulu didiskusikan dengan Dokter anak sehingga membuat tumbuh kembang anak yang seharusnya membutuhkan banyak sekali kalori menjadi tidak maksimal.

Itu sebabnya, bagi Ibu muda yang sedang mencari referensi makanan bagi bayinya, sebaiknya diskusikan terlebih dahulu dengan Dokter atau Bidan setempat yang lebih paham mengenai hal tersebut dan disarankan untuk tidak segera memberikan menu tersebut kepada bayinya.

Berbeda dengan orang dewasa yang menginginkan rendah kalori tiap kali mengonsumsi makanan, seorang bayi membutuhkan kalori yang tinggi untuk dapat memaksimalkan berat badan dan optimalisasi otaknya. Kalori tersebut dapat diperoleh dengan hadirnya Karbohidrat, Protein dan Lemak pada makanan. Tidak bisa hanya dengan mengandalkan buah saja. Itu mengapa, pemberian bubur buah pisang dan campuran wortel saja pada bayi adalah langkah yang salah.

Jika pada anak yang tidak menderita PJB saja, memperhatikan kalori makanan yang masuk ke dalam tubuhnya menjadi hal yang sangat penting, maka hal ini menjadi perhatian penting orang tua pada anaknya yang menderita PJB karena menaikkan berat badan adalah hal yang sulit dicapai oleh penderita PJB.

  • Vaksinasi pada anak PJB, dan
  • Mengontrol Pergerakan atau aktivitas anak

Seorang anak penderita PJB memang dibatasi pergerakannya, namun bukan berarti tak bisa, termasuk olahraga. Adapun beberapa jenis olahraga yang aman untuk dilakukan oleh penderita PJB adalah: Aerobik, berenang, jalan cepat, jalan santai dan bersepeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun