Namun, keseluruhannya dilakukan agar hal-hal yang dapat membahayakan anak tersebut tidak sampai terjadi. Penjagaan makanan yang dikonsumsi pun menjadi langkah utama yang perlu dilakukan oleh orang tua agar anak dapat terhindar dari kondisi stunting.
Syukurlah, beragam penanganan yang dilakukan tersebut berbuah manis. Keponakan saya saat ini sudah duduk di bangku SMP dengan kondisi sangat sehat meski orang tua nya masih memberikan perhatian penuh dan tetap menjaga segala aktiftasnya yang mungkin saja membahayakan kondisi tubuh.
Jika dilihat secara sepintas, tidak ada tanda-tanda khusus yang menunjukkan seorang anak menderita PJB, namun jika diteliti lebih dekat, anak penderita PJB pada umumnya menunjukkan hal-hal berikut ini:
- Nafas pendek atau nafas panjang
- Susah makan
- Keringat berlebihan saat makan, dan
- Sianosis (Kulit, bibir, dan kuku berwarna kebiruan)
Seorang anak penderita PJB yang tidak lekas ditangani dapat menyebabkan:
- Pertumbuhan buruk dan kurang nutrisi (Wasting/StuntingÂ
- Gangguan perilaku anak
- Gangguan saraf
- Infeksi saluran pernafasan yang berulang, bahkan
- Kematian
Berkaca dari beragam bahaya yang mungkin saja timbul akibat PJB pada anak, deteksi dini merupakan kunci utama yang perlu dilakukan agar orang tua dapat menentukan penanganan yang sesuai.
Langkah-langkah yang Perlu Diketahui Orang Tua dalam Penanganan PJB pada Anak
Pada orang tua yang memiliki anak penderita PJB, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam penanganan PJB pada anak, yakni:
- Memantau berat badan dan intervensi segera
Orang tua perlu menyiapkan catatan pribadi mengenai perkembangan berat badan anak meski tanpa harus mendapatkan perintah dari Dokter yang menangani mengingat Dokter memiliki sekian banyak pasien dan kesibukan yang barangkali berpotensi membuatnya lupa untuk mengingatkan
- Memantau Kebutuhan Kalori
Hal lain yang perlu orang tua ketahui, terutama seorang wanita yang baru saja pertama kali menyandang sebutan "ibu" karena baru saja melahirkan, yaitu teliti mencari referensi makanan bayi dari internet.
Ada kasus yang menarik yang dihadapi langsung Dr. Klara Yuliarti, SpA(K) yang dibagikan pada kami selaku peserta acara.
Menurut Dokter cantik ini, salah satu Ibu pasien memberikan menu makanan yang salah pada bayinya. Bukan karena ibu dari pasien tersebut ingin berbuat jahat pada anaknya, pemberian makanan tersebut adalah murni niat baik untuk melakukan yang terbaik pada bayinya. Sayang, menu tersebut diberikan tanpa terlebih dahulu didiskusikan dengan Dokter anak sehingga membuat tumbuh kembang anak yang seharusnya membutuhkan banyak sekali kalori menjadi tidak maksimal.