Meski berselimut kisah legenda, novel ini mengisahkan sesuatu yang berada di luar prediksi. Tentang Lokon misalnya, sang ahli racun paling hebat di Minahasa yang keberadaannya tak kasat mata. Juga Warereh, keduanya memiliki barang elektronik terupdate yang manusia biasa pun bahkan tak memilikinya. Termasuk Drone keluaran terbaru. Drone. Ya, drone! Lokon menerima hadiah tersebut tanpa mau melepaskannya barang sedetikpun.
Seira, sang tokoh utama pada novel turut serta memberi peran bingkai modern pada novel. Sebagai seorang mahasiswi, Seira membuat kisah lebih berwarna dengan perjalanan ke mall bersama dua sahabat barunya -- lebih tepatnya, orang baru kenal yang memaksakan diri mereka agar menjadi sahabatnya. Atau tentang perasaannya kepada dua orang pemuda yang selalu di sisinya dalam segala kondisi.
Di sisi yang berbeda, Seira bisa menjadi seorang yang sama yang dapat berbicara dengan para roh opo yang ada di dalam benaknya. Bukan halu. Sewaktu-waktu, Seira bisa meminta tolong pada roh opo-opo tersebut untuk membereskan sesuatu yang menurutnya sulit untuk diselesaikan sebagai manusia biasa. Ah ya, dan setiap pemakaian kemampuan tersebut dibatasai hanya 5 kuota. Berasa lagi pake kuota data internet ya? Ada limitnya.
Terkesan memaksa memang, sebuah legenda disulap dengan rasa kekinian. Walau demikian, setiap alur cerita tidak ada yang terasa gamang. Semua mengalir menjadi sebuah rentetan cerita ringan tentang Minahasa.
Penggunaan nama Dewa Dewi dari Minahasa, pengenalan nama-nama lokasi di sana, serta istilah-istilah Minahasa yang digunakan dalam novel menjadi bumbu penyedap saat menikmati novel ini.
Sebagai novel yang mengusung genre fantasi, novel ini tergolong menarik untuk dilahap. Dapat pula dikatakan tidak kalah saing dari novel-novel fantasi dari luar negeri. Untuk beberapa bagian cerita, ada rasa drama korea yang berjudul "My Love From Another Star" namun dengan versi yang lebih mengejutkan.
Di awal bagian cerita tersebut, pembaca dibawa mengarah ke judul, namun di pertengahan, ketika pembaca makin yakin bahwa cerita sedikit menjiplak dari drama korea di atas, penulis berhasil membelok imajinasi jauh dari tebakan.
Ada beberapa judul film yang dicantumkan di dalam novel ini sebagai jembatan yang mempermudah pembaca untuk mendapatkan bayangan kisah yang sedang dibacanya.
Dari rentetan betapa menariknya berimajinasi tentang Seira yang awalnya mahasiswi biasanya ternyata adalah reinkarnasi seorang Dewi, ada satu yang sedikit menyangkut saat menikmati novel ini, yakni 2 kata "Singkat cerita" pada bab terakhir.
Untuk ukurang genre fantasi yang lagi seru-serunya dalam petarungan sengit antara dewa pelindung reinkarnasi serta dewa jahat, penulis bisa-bisanya mencantumkan "singkat cerita" di sana? Sebagai pembaca, kok yo saya ngga terima ya? Hahaha.
Barangkali karena setiap adegan baik cerita maupun film, klimaks justru menjadi adegan yang paling dinanti. Dalam petarungan, ada baiknya jika penulis mendeskripsikan secara detail bagaimana salah satu kubu tumbang tak berdaya. Detail bagian-bagaian tubuh yang berhasil dilumpuhkan kubu lawan serta memberikan bayangan bagaimana kubu tersebut kalah lalu kubu seberang menjadi pemenang.