Sebagai masyarakat yang tinggal dalam negara dengan ragam perbedaan, sudah menjadi kewajiban untuk saling menghormati dan menghargai. Bukan agar dinilai baik di mata orang lain, namun murni sebagai toleransi dalam perbedaan tersebut. Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda-beda tetapi tetap satu juga.
Tak lama lagi, kita akan memasuki bulan puasa. Saatnya bagi umat yang beragama Islam untuk bersiap menyucikan diri sebelum benar-benar memasuki hari Nan Fitri. Bukan hanya membatasi tingkah laku dan perbuatan, hati, pikiran, ucapan, pun godaan atas makanan yang biasanya dapat disantap setiap hari. Kali ini, selama sebulan penuh, godaan itu harus dijalani.
Tak Ikut Berpuasa, Agama Lain Turut Menghormati
Meski tak turut menjalani ibadah puasa, demi menghormati perbedaan dan ideologi bangsa, pun menjadi bagian dari manusia yang memiliki nurani, sudah seharus agama lain turut menghargai dan menghormati rekan-rekan umat Islam yang menjalankan ibadah puasanya.
Bagaimana caranya? Sebelum memasuki bulan puasa, berikut adalah beberapa hal yang perlu diketahui non Muslim dan perlu dipersiapkan yang dapat saya bagikan untuk dijalankan selama sebulan kedepan. Jangan salah lho, saat rekan-rekan Islam bersiap menjalankan Ibadah puasa, kita yang non Muslim juga harus mempersiapkan diri menghadapi sebulan ke depan agar keharmonisan dalam perbedaan tetap terjaga. Bagaimanapun, banyak kebiasaan sehari-hari kita, hal-hal yang sederhana yang mungkin akan kita lakukan di luar kesadaran diri.
1. Belanja Stock Bahan Makan untuk Diolah Setiap Harinya
Pada umumnya, warung makanan di dekat kantor atau lokasi terdekat dengan tempat kita menghabiskan waktu akan tutup saat bulan puasa. Beberapa mungkin tetap buka dengan menutupi gerai makanan tersebut dengan selembar kain atau penutup lain dengan harapan mereka yang berpuasa tidak tergoda ke sana karena konsumen yang tengah menyantap makanan sudah tertutup kain tersebut.
Sayangnya, manusia tidak memiliki kemampuan untuk memaksa arah angin agar tak menuju rekan-rekan yang tengah menjalani ibadah puasa. Aroma lezat dari makanan yang tak sengaja mampir ke penciuman mereka yang berpuasa mau tak mau sudah bertransformasi menjadi salah satu godaan bagi mereka.
Begitupun jika kita harus membeli makanan dari luar untuk lalu dikonsumsi di kantor, hmm bawa-bawa makanan dari depan orang berpuasa. Rasanya tidak nyaman sekali yaa.
Oleh karena itu, untuk menghindari kita manual bagian dari godaan rekan-rekan yang sedang menjalani ibadah puasa, berbelanjalah dan siapkan berbagai pilihan makanan favorite yang siap dimasak setiap kali lapar. Hitung-hitung ya hemat juga tidak perlu beli makanan di luar. Jauh lebih sehat pula karena makanan kita yang olah sendiri. Bisa sebagai ajang latihan masak jugakan?
2. Sarapan Di Rumah
Jika pasokan makanan sudah penuh dalam kulkas, daripada harus keluar duit lagi untuk beli sarapan di luar, kita bisa berkreasi dengan menu-menu masakan baru yang rasanya sudah lama ingin kita santap.tapi tak ada waktu untuk mengeksekusi menu tersebut di dapur. Selain telah menghargai rekan-rekan yang beribadah puasa, dengan sarapan di rumah, kita juga telah memberikan sedikit waktu untuk menambah kebersamaan dengan keluarga.
3. Makan Siang di Tempat yang Tak Mengganggu Rekan yang Berpuasa
Jika dari rumah terbiasa membawa bekal, boleh kok tetap menyantap makanan tersebut di kantor. Bergerombollah dengan rekan kerja sekantor untuk makan di tempat yang sama. Di satu tempat. Jangan terpecah, sehingga mereka bisa lebih leluasa untuk menghindar dari godaan makanan kita.
Jangan lupa untuk tetap ijin ya, bisa dengan bahasa pertemanan kok. Sederhana sih, bahkan terkesan sepele. Namun, dengan begitu, kita telah memberikan bentuk penghargaan kita akan ibadah puasa mereka mereka pun akan merasa lebih dihargai.
4. Buat kesepakatan dengan teman yang berpuasa perihal minum
Nah, ini rentan. Karena minum juga adalah salah satu hal yang harus dihindari saat berpuasa. Kamu yang telah terbiasa minum 8 gelas satu hari, buatlah kesepakatan dengan rekan kerja tentang minum ini.
Atauu, kamu juga bisa menurunkan kursi kerjamu sehingga rekan kerja tak bisa melihat saat kamu minum. Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan memutar tubuh membelakangi rekan yang berpuasa saat minum.Â
5. Jangan sengaja menggoda
Hmmm, ini lebih rentan. Di tengah-tengah terik, ada iklan sirup disertai dengan es batu. Duh, pasti nikmat sekali itu. Dan tau-tau kita datang ke hadapan mereka dengan menunjukkan iklan tersebut atau lebih parah lagi malah membawa minuman tersebut ke hadapan mereka kemudian tanpa belas kasih malah meminumnya di depan mereka.
Pake embel-embel "ahhhhhh" pula. Bagi yang kuat iman, melewati itu tentu mudah sekali. Namun bagi mereka yang mudah tergoda, ya sudah, bisa jadi mereka malah langsung menenggak minuman tersebut saking hausnya.
Kalau sudah begini, apa kita puas? Membatalkan ibadah puasa orang lain di tengah perjuangannya mengalahkan hawa nafsu. Meski saat itu tertawa, jika kita berani jujur pada diri sendiri, kita tentu turut merasa berdosa karena melakukan hal tersebut. Dan pasti sangat menyesalinya.
Pengalaman Saling Menghargai Dalam Berpuasa
Saat kuliah dulu, saya satu-satunya yang beragama Kristen dalam geng pertemanan kami. Saling menghargai telah menjadi bagian kehidupan kami selama 3 tahun.
Awalnya sih sulit ya membiasakan diri. Namun alangkah konyolnya jika perbedaan malah menjadi pemecah diantara kami. Lalu lambat laun terbiasa juga.
Sebagai minoritas, bisa terbilang mudah untuk menyesuaikan diri. Percayalah temen-temen akan selalu mengatakan "Tidak apa-apa, santai saja. Kalau mau makan, silahkan". Berhubung saya sebagai minoritas di sana, saya makan-makan saja. Karena mereka ramai-ramai saling mengingatkan. Namun ketika berdua atau bertiga, meski mereka selalu bilang santai saja, tidak enak hati juga untuk makan di depan orang yang sedang ujian. Dan saya selalu memutuskan untuk menyingkir sesaat.
Bukan tidak bisa makan di hadapan mereka, namun menempatkan diri di posisi mereka, sepertinya adalah hal yang menjengkelkan jika kita menghadapi orang yang sengaja makan di depan kita saat kita jelas sedang berpuasa. Ini juga merupakan salah satu langkah yang bisa kita tempuh untuk saling menghargai perbedaan.
Well, selamat menyambut ibadah puasa bagi rekan-rekan yang menjalankannya, dan selamat mempersiapkan diri untuk saling menghargai perbedaan bagi kita yang tidak menjalankan ibadah puasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H