Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Jelajah Nusantara lewat Kuliner di Kampoeng Tempo Doeloe

2 Mei 2018   08:02 Diperbarui: 2 Mei 2018   15:15 2018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada yang tahu bagaimana cara Oppung membuat makanan tersebut, termasuk Mamak. Pernah saya tanya, beliau hanya menjawab "Allang ma. Unang godang hatam!" (Makan saja. Jangan banyak bicara!)

Hingga kini, resep dan cara pengolahan Te ni Kalapa ini masih misterius. Hanya Oppung dan Tuhan yang tahu bagaimana makanan itu hadir di tengah-tengah hidangan malam kami kala itu.

Jika mengingat ini, saya selalu terkenang Alm. Oppung yang tidak pernah tertawa namun sekalinya tertawa lama sekali, dan cantik. Ada kerinduan yang timbul begitu mengingat kembali nama Te ni Kalapa. Ada haru dan sedih karena saat Beliau berpulang, saya tidak bisa mengantarkannya ke tempat peristirahatannya yang terakhir.

Oppung, bahagia di sana yaa.

5. Doyan makan apa saja

Kalau yang ini ya jelas ya, paling anti lihat makanan. Lihat makanan apaaa saja, bawaannya pingin segera nyikat. Hehhe.

Kembali tentang perjalanan berburu makanan daerah di KTD Minggu, 29 April 2018 lalu. Berkat Om Madyang, Rahab Ganendra, saya dipertemukan dengan sebuah makanan yang diberi nama "Mie Keriting Siantar".

Mie Keriting Siantar | Foto: DokPri
Mie Keriting Siantar | Foto: DokPri
Saya sendiri sebenarnya baru tahu ada makanan tersebut di KTD. Karena memang sudah dalam kondisi lapar, terbawa perasaan pula dengan nama Siantarnya, akhirnya saya memutuskan untuk mencicipi Mie Keriting Siantar tersebut.

Hmmm... Tadinya sudah sempat bahagia dengan sebuah mangkok yang terlihat di sisi kiri abang jualannya karena ukurannya cukup besar. Dalam hati wah, "benar-benar porsi Siantar ini" dan tadaaa, ternyata begitu disajikan, mienya malah dimasukkan ke dalam wadah yang jauh lebih kecil. Yahhh, penonton kecewa.

Ternyata rasanya lebih seperti mie pangsit yaa. Bedanya, yang ini mienya keriting. Ya iya, namanya juga mie keriting! Perbedaan lainnya adalah porsi makanan, serta daging yang tersaji. Dari segi rasa, kurang lebih mendekatilah. Bagaimanapun, mie pangsit Siantar itu tidak ada duanya. Hehehhe.

Oh iya, ini makanan non halal, itu sebabnya saya sedikit menjauh dari rekan-rekan KPK Kompasiana saat mengonsumsi makanan ini demi menjaga perbedaan. Jadi buat yang tertarik untuk hunting makanan di KTD, kudu teliti yaa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun