Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kehidupan Gadis Karaoke dalam Film "Premika"

23 April 2018   07:31 Diperbarui: 23 April 2018   09:06 1417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam novelnya -- Re; - Kang Maman Suherman berkisah tentang kehidupan malam yang dilakoni para gadis yang ditargetkannya. Tulisan tentang Re; sendiri awalnya "lahir" sebagai skripsi, namun untuk bisa "menelurkannya" ke publik, tulisan ini dirotasi sehingga terbit sebagai sebuah karya fiksi based on true story. Sebuah keputusan yang menurut Beliau susah untuk diterima. (Fakta ini saya peroleh dari penuturan Beliau saat menjadi narasumber di Fiksiana Gathering 2016 lalu).

Mengulik kehidupan "perempuan malam" memang susah-susah gampang. Adanya anggapan "Itu pilihan hidup mereka kok", "Orang tuanya aja engga ngurusin", atau mungkin "Engga enak bahasnya" hingga akhirnya publik memutuskan untuk diam meski mengetahui dengan jelas ketika berhadapan dengan seorang wanita malam. Sialnya lagi, ada saja yang blak blakan meneriaki dan menjatuhkan harga dirinya tanpa peduli bagaimana perasaan perempuan-perempuan tersebut.

Saya sendiri belum pernah melihat langsung rupa dari seorang perempuan seperti ini. Atau mungkin pernah berpapasan namun tidak menyadari. Orang-orang bilang, gaya mereka beda kok, dari segi pakaian juga jauh lebih "terbuka". Apakah dengan statment seperti ini setiap perempuan di jalanan yang menggunakan pakaian terbuka adalah "perempuan malam"? Apakah itu berarti mereka yang tertutup dari atas hingga bawah murni jauh dari kehidupan yang seperti ini? Menurut saya tidak. Pakaian bukanlah tolak ukur yang tepat jika ingin membahas mengenai kesucian seseorang.

Tetua bilang "Seorang malaikat dapat saja bersembunyi dalam rupa terburuk. Dan sosok iblis pada umumnya berada dalam wajah yang rupawan."

Saya tak akan membahas jauh tentang cara menilai seseorang. Pembaca tentu memiliki pola pikir dan cara tersendiri untuk menganalisa bagaimana seseorang itu disebut buruk bagaimana mereka disebut baik.

Tolak ukurnya pun berbeda-beda. Terkadang seseorang akan mendapatkan predikat jahat jika tidak memberikan sepeserpun uang kepada seseorang yang meminjam sekian Rupiah padanya. Namun di balik penolakan itu, terdapat sebuah fakta bahwa si peminjam bukanlah pribadi baik dan tahu diri untuk mengembalikan uang yang dipinjamnya. Betulkah dia jahat? Tidak! Atau... Seorang siswa yang memberikan contekan pada siswa lainnya mendapatkan sebutan baik, betulkan dia baik? Nilai baik dan buruk untuk masing-masing individu selalu berbeda.

Kembali pada urusan perempuan malam. PSK, dan pemandu karaoke biasanya adalah profesi (jika ini dapat dikatakan sebagai profesi) yang kerap lalu lalang mengisi sebutan ini.

Gambaran Kehidupan Pemandu Karaoke Dalam Film Premika

Hadir sebagai film bergenre horor komedi dari negeri Gajah Putih, film Premika mempertontonkan kehidupan pemandu karaoke yang jauh dari kata bahagia.

Disuguhkan dengan alur bolak-balik, kisah bermula dengan teror sesosok hantu di sebuah hotel. Ancaman darinya "Nyanyi atau mati!"

Tak banyak yang lolos dari terornya sekalipun korban memiliki suara yang bagus dan bernyanyi dengan sangat baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun