Dunia perfilman Indonesia mengalami puncak keemasan di tahun 80-an. Dari genre komedi, Naga Bonar misalnya, ada juga Maju Kena Mundur Kena berikut dengan beberapa judul lain yang dibintangi oleh Warkop DKI, Catatan Si Boy yang fenomenal dari genre Romance, Pengabdi Setan dari Genre Horor dan banyak film-film lain yang menjadi film andalan di tahun tersebut.
Sebagai bukti penerimaan masyarakat sekaligus melepas rasa rindu terhadap film-film tersebut dan nuansa era 80an, beberapa diangkat kembali atau lebih dikenal dengan "Reborn" dengan versi yang berbeda namun masih tetap mengusung genre awal film tersebut.
Usai DKI Reborn diserbu banyak penggemar, Pengabdi Setan hadir kembali menghantui seluruh lapisan masyarakat Indonesia dan berhasil meraup pendapatan tertinggi di tahun 2017. Setelah "Danur", film Pengabdi Setan menjadi salah satu film yang berhasil menegakkan kembali genre horor perfilman Indonesia.
Reaksi atas keseraman film ini pun tak hanya berasal dari Indonesia, namun juga dari negara tetangga, Malaysia. Beberapa kumpulan respon warga Malaysia tentang film tersebut dirangkum oleh salah seorang Kompasianer dalam artikelberikut.
Tingginya animo masyarakat terhadap film besutan Joko Anwar tersebut, sejalan dengan hadirnya proyek kolaborasi yang diberi nama Vintage Film Festifal oleh CGV, GO-TIX dan FLIX Â untuk menghadirkan kembali film-film lawas dengan gambar yang lebih berkualitas. Maka film Pengabdi Setan 1982 masuk ke dalam list film lawas yang akan direstorasi untuk kembali "dihadirkan" di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
Restorasi dan Review Penonton "Lawas" Film Pengabdi Setan 1980
Penerimaan yang baik dari masyarakat akan kehadiran Pengabdi Setan 2017 juga turut menjadi alasan restorasi film ini. Suni Santani selaku Produser Rapi Film berpendapat munculnya restorasi ini dapat pula memberikan jawaban kepada seluruh penonton seperti apa keseraman film asli Pengabdi Setan.
Di era nya, film Pengabdi Setan adalah film terseram. Film ini juga memiliki andil seorang Joko Anwar menjadi Joko Anwar yang dikenal saat ini. Saat screening Restorasi Pengabdi Setan 1980 di CGV, Kamis, 29 Maret 2018 lalu, bahkan salah seorang penonton mengaku bahwa film tersebut menjadi film yang paling menakutkan hingga membuatnya takut untuk tidur sendiri.
Ketika Penonton Millenial Bertemu dengan Keseraman Era 80
Bermodal keseraman yang dimunculkan oleh Joko Anwar yang telah tertanam dalam benak masing-masing, penonton berharap akan mendapatkan "sesuatu" yang jauh lebih menyeramkan, dan jauh lebih "menggigit".
Ekspektasi tinggi penonton perlahan buyar. Tawa bahkan mulai terdengar dari berbagai sudut ketika Tomi yang diperankan oleh Fachrul Rozy dihantui oleh sesok wanita bergaun putih dan melayang.
Berbagai celutukan mulai bermunculan "Masa setan nongol di deket lampu?" "Apaan nih film? Ga masuk akal!".
Hingga klimaks muncul, saat Munarto (W.D. Mochtar), Rita (Siska Karabety) dan Tomi diserang oleh setan-setan di dalam rumahnya sendiri, tawa penonton tak kunjung berakhir bahkan semakin ramai. Film seolah kehilangan "jati diri" sebagai film horor mengingat reaksi penonton yang berbanding terbalik dengan berbagai review penonton lawas film Pengabdi Setan 1980.
Beda Era, Beda Rasa.
Tidak salah menurutku jika penonton "masa kini" memberikan reaksi berbeda dengan reaksi yang ada dalam berbagai review Pengabdi Setan 1980 mengingat ekspektasi tinggi yang dihadirkan sejak awal.
Eskpektasi yang berbanding terbalik ini, bukan berarti menunjukkan bahwa film Pengabdi Setan tidak benar-benar sehoror yang diceritakan penonton di eranya. Pemanfaatan teknologi di masa tersebut, dan semua elemen pendukung munculnya film Pengabdi Setan pada masa itu adalah yang terbaik di masanya. Tak adil rasanya jika harus dibandingkan dengan "wajah" Pengabdi Setan yang dikemas saat ini.
Berbicara tentang keseraman, Ruth Pelupessy yang memerankan sosok Daminah bagi saya patut diacungi jempol. Dan sepertinya beberapa penonton lainpun mengungkapkan hal yang sama. Bagaimana tidak, meski diampun, tokoh tetap terlihat seram.
Pengabdi Setan 1980 dan 2017 yang Sarat Pesan
Meluncurkan versi terbaru tanpa menghilangkan genre dan pesan yang terdapat pada film sebelumnya adalah hal yang berhasil dilakukan oleh seorang Joko Anwar.
Yang menarik dari penonton restorasi film Pengabdi Setan 1980 ini adalah saat ber "ohh ohh" ria meski masih dengan sisa tawa ketika film mendekati akhir. Ada sebuah pesan yang sarat makna yang disampaikan dalam cerita. Hal ini pulalah yang dipegang oleh Joko Anwar dalam "melahirkan" Pengabdi Setan miliknya.
Film Reborn, Restorasi, dan Upaya Menghargai Perfilman Indonesia
Munculnya versi terbaru dari berbagai film yang tren di masa-masa lampau, serta restorasi film-film lawas merupakan upaya-upaya yang dilakukan untuk terus menghargai dunia perfilman Indonesia.
Jika para sineas telah melakukan berbagai upaya untuk menghargai perfilman Indonesia, kita sebagai penontonpun dapat melakukan hal yang sama. Tidak dengan menjadi produser atau menjadi bagian dari sineas, kita cukup menghargai dengan tidak merekam ulang setiap film yang ditonton.
Maju terus perfilman Indonesia!