Lalu bagaimana cara untuk mengetahui apakah kebutuhan air dalam tubuh telah terpenuhi pada komposisi yang tepat atau tidak? Cara untuk mengetahuinya sangat mudah, cukup periksa urin sendiri (PURI) dengan cara melihat warna urin yang berada di wadah closet putih tepat di bawah cahaya lalu membandingkannya dengan sticker grafik warna urin yang direkomendasikan oleh Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI).
Semakin pekat warna urin menunjukkan bahwa tubuh sedang dehidrasi. Sebaliknya, semakin bening warna urin, hal tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan air dalam tubuh telah tercukupi dengan baik.
Kembali pada persoalan membawa air minum saat bepergian. Ini mungkin adalah hal aneh, ketika dari rumah seseorang dihadapkan pada beberapa alasan untuk tidak membawa air putih saat ingin bepergian, kasusnya akan berbeda setelah di tengah jalan. Murahnya harga air minum dalam kemasan (AMDK) memang bisa menjadi alternatif untuk menghilangkan dahaga. Dan biasanya, sesuatu yang dibeli akan terasa lebih berharga bukan?Â
Jika pada awalnya malas membawa air dari rumah karena berat dan malu, maka akan berbeda kasusnya terhadap air yang dibeli. Air yang dibeli mungkin akan terasa lebih ringan dan lebih berkelas jika ditenteng di tas? Entahlah! Yang jelas, biasanya AMDK yang dibeli pasti akan selalu diboyong kemanapun konsumen tersebut melangkah. Â
Seyogyanya setelah AMDK habis, botolnya bisa langsung diremuk dan dibuang saja. Hal ini penting untuk dilakukan mengingat penggunaan yang berulang terutama setelah diisi air panas dapat membahayakan kesehatan konsumen. Atau, alternatif lain untuk mengurangi kuantitas sampah, botol tersebut bisa didaur ulang dan dibentuk menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi. Namun pada faktanya, botol bekas AMDK masih saja ramai digunakan kembali terutama oleh mereka dari kalangan menengah ke bawah.Â
Untuk memperdalam pemahaman tentang ini, beruntung sekali saya bersama dengan peserta Danone Blogger Akademy lainnya berkesempatan langsung mengunjungi pabrik PT. Tirta Investama (Aqua) yang berada di Klaten. Sambil menyelam minum air sembari lihat-lihat kecantikan karang dan biota laut. Heheh. Begitu pun saat visit ini, sembari belajar, saya menyempatkan diri untuk menikmati keseruan serta kesejukan yang ada di area pabrik. Berikut sedikit keseruan yang terangkum
Mengenal Botol AMDK
Ada beberapa jenis bahan pembuat plastic, diantaranya PET, HDPE, V, LDPE, PP, PS, dan O (Other). Pada umumnya, botol AMDK terbuat dari plastic yang berbahan PET, oleh sebab itu, fokus tulisan akan dikaitkan dengan seluruh bahasan terkait dengan PET.
PET adalah bentuk polyester yang diekstrusi atau dibentuk menjadi plastic botol dan benda lainnya untuk kemasan makanan dan minuman, perawatan pribadi dan berbagai produk konsumen lainnya. Â
Botol AMDK terbuat dari plastik berbahan Polietilen Tereftalat (PET). Pada bagian bawah kemasan, plastik PET ditandai dengan adanya tanda segitiga dengan angka satu (1) di dalamnya. Â