Berbeda dengan dulu, ketika setiap kepentingan harus melalui tahapan demi tahapan yang harus dilakukan di kantor terdekat instansi yang sedang diperlukan warga, hingga menghabiskan waktu berjam-jam dengan konsekuensi pemotongan gaji bagi seorang pekerja, bolos bagi seorang mahasiswa, atau tidak berjualan bagi mereka yang memiliki usaha. Kali ini, BPJS Kesehatan hadir memberikan kemudahan kepada seluruh pengguna dengan meluncurkan aplikasi JKN-KIS yang dapat diunduh melalui Google Play Store berbasis Android dan Ios.
Belajar dari pengalaman orang tua punnn warga lainnya yang tinggal di desa Panombeian Toba, Kota Pematangsiantar, yang tidak mengetahui prosedur pendaftaran BPJS Kesehatan, bagaimana prosedur pembayaran, dan hal-hal lainnya terkait dengan pelayanan yang didapat setelah menjadi peserta BPJS Kesehatan, saya tidak menyianyiakan ketika Kompasiana mengumumkan event KopiWriting bersama dengan BPJS Kesehatan.
Senin, 25 September 2017, bertempat di Sinou Kaffee Hausen & Eatery, Jalan Panglima Polim V, Jakarta Selatan, diskusi pun berlangsung bersama dengan Bapak Gunadi selaku Deputi Direksi bidang operasional, Bapak Irfan Humadi selaku Staff Ahli Direksi Bidang Komunikasi Publik dan Partisipasi Masyarakat, serta Bapak Muiz selaku Asisten Deputi Bidang PKTI.
***
Adanya aplikasi JKN-KIS mempermudah peserta untuk menikmati layanan dengan cara yang lebih mudah. Mencantumkan bahasa yang digunakan oleh pihak BPJS Kesehatan "Kemudahan Layanan Program JKN-KIS dengan Aplikasi Mobile JKN.
Adapun fitur-fitur yang terdapat di aplikasi JKN-KIS yang mempermudah pengguna untuk mendapatkan layanan dengan cara yang lebih mudah adalah:
- Layanan Kepesertaan
Dalam fitur ini, warga yang belum terdaftar sebagai peserta BPJS bisa mendaftarkan diri. Sedangkan bagi mereka yang telah terdaftar, bisa memanfaatkan fitur ini untuk melakukan mutasi data, seperti perubaha kelas, penambahan peserta serta perubahan alamat domisili.
- Layananan Kesehatan
Di menu ini, peserta BPJS dimudahkan dalam hal pendaftaran, rujukan tingkat lanjut, informasi rumah sakit , jadwal serta screening kesehatan yang akan menunjukkan riwayat kesehatan peserta.
- Pembayaran Iuran
Dalam menu ini, peserta bisa mengetahui terkait dengan pembayara iuran kepesertaannya.
- Pelayanan Peserta
Di sini, peserta bisa melakukan pengaduan, mendapatkan pelayanan online serta akan mendapatkan umpan balik.
- Layanan Informasi
Bahasan meliputi informasi fasilitas kesehatan, informasi peserta, informasi tagihan dan pembayaran, serta informasi program JKN.
- Layanan Interaktif
Di sini, peserta berkesempatan untuk melakukan teleconsulting dengan Dokter serta mendapatkan rubrik hidup sehat ala Ade Rai.
Meski aplikasi Mobile JKN telah  melakukan soft launching Senin, 17 Juli 2017 lalu, masih ada beberapa fitur yang perlu dikembangkan. Disamping itu, dari hasil diskusi dengan kompasianer, ada beberapa masukan juga yang kedepannya akan dimasukkan sebagai penyempurna aplikasi JKN-KIS, seperti pemberian rating atau penilaian untuk rumah sakit yang telah bekerja sama dengan BPJS setelah peserta BPJS menjalani perawatan atau layanan dari rumah sakit tersebut.
Penilaian ini nantinya diharapkan akan memberi pengaruh terhadap layanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit. Jika layanan yang diberikan ternyata tidak baik, nilai rendah dari peserta akan berpengaruh pada berlanjut atau tidaknya hubungan kerja sama yang telah terjalin antara rumah sakit dengan pihak BPJS. Sebaliknya, nilai baik yang diperoleh dari peserta BPJS terhadap satu rumah sakit, akan membuat rumah sakit tersebut lebih dipercaya oleh masyarakat.
Mudahnya layanan aplikasi yang dapat digunakan oleh peserta BPJS dari aplikasi JKN-KIS ini tentunya akan sangat mudah diperoleh oleh mereka yang tinggal di kota, mudah mendapatkan informasi, serta melek teknologi.
Berbeda dengan mereka yang tinggal di pelosok serta minim informasi, kemudahan ini kemungkinan besar tidak akan diketahui. Saat diskusi lalu, disampaikan bahwa salah satu metode yang bisa digunakan agar masyarakat yang tinggal di pedesaan bisa mendapatkan informasi terkait dengan kemudahan ini, adalah dengan memanfaatkan radio. Hanya saja, kondisi di pedesaan tidaklah sesederhana itu.
Warga desa dominan berangkat ke sawah atau kebunnya tepat pukul 8 pagi, melakukan pekerjaannya hingga sore, pukul 5, lalu kembali ke rumah. Mandi, makan, lalu beristirahat. Tidak ada waktu untuk mendengarkan radio daan tidak semua juga warga yang memilikinya. Jikapun warga setempat ingin mendapatkan hiburan, mereka lebih memilih acara televisi seperti sinetron dan program lain yang bisa mengundang tawa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H