Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aplikasi JKN-KIS, Peserta Sehat Dimulai dari Genggaman

2 Oktober 2017   05:26 Diperbarui: 2 Oktober 2017   05:38 3202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banner JKN Mobile | Sumber foto: bpjs-kesehatan.go.id

Di sini, peserta berkesempatan untuk melakukan teleconsulting dengan Dokter serta mendapatkan rubrik hidup sehat ala Ade Rai.

MC dan Narasumber acara nangkring | Sumber foto: Kevin
MC dan Narasumber acara nangkring | Sumber foto: Kevin
Hingga September 2017, terdapat sebanyak 1.151.335 user yang telah mengunduh dan menginstal aplikasi JKN-KIS berbasis android dan sebanyak 27.212 user yang telah mengunduh dan menginstal aplikasi ini berbasis Ios.

Meski aplikasi Mobile JKN telah  melakukan soft launching Senin, 17 Juli 2017 lalu, masih ada beberapa fitur yang perlu dikembangkan. Disamping itu, dari hasil diskusi dengan kompasianer, ada beberapa masukan juga yang kedepannya akan dimasukkan sebagai penyempurna aplikasi JKN-KIS, seperti pemberian rating atau penilaian untuk rumah sakit yang telah bekerja sama dengan BPJS setelah peserta BPJS menjalani perawatan atau layanan dari rumah sakit tersebut.

Penilaian ini nantinya diharapkan akan memberi pengaruh terhadap layanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit. Jika layanan yang diberikan ternyata tidak baik, nilai rendah dari peserta akan berpengaruh pada berlanjut atau tidaknya hubungan kerja sama yang telah terjalin antara rumah sakit dengan pihak BPJS. Sebaliknya, nilai baik yang diperoleh dari peserta BPJS terhadap satu rumah sakit, akan membuat rumah sakit tersebut lebih dipercaya oleh masyarakat.

Mudahnya layanan aplikasi yang dapat digunakan oleh peserta BPJS dari aplikasi JKN-KIS ini tentunya akan sangat mudah diperoleh oleh mereka yang tinggal di kota, mudah mendapatkan informasi, serta melek teknologi.

Berbeda dengan mereka yang tinggal di pelosok serta minim informasi, kemudahan ini kemungkinan besar tidak akan diketahui. Saat diskusi lalu, disampaikan bahwa salah satu metode yang bisa digunakan agar masyarakat yang tinggal di pedesaan bisa mendapatkan informasi terkait dengan kemudahan ini, adalah dengan memanfaatkan radio. Hanya saja, kondisi di pedesaan tidaklah sesederhana itu.

Warga desa dominan berangkat ke sawah atau kebunnya tepat pukul 8 pagi, melakukan pekerjaannya hingga sore, pukul 5, lalu kembali ke rumah. Mandi, makan, lalu beristirahat. Tidak ada waktu untuk mendengarkan radio daan tidak semua juga warga yang memilikinya. Jikapun warga setempat ingin mendapatkan hiburan, mereka lebih memilih acara televisi seperti sinetron dan program lain yang bisa mengundang tawa.

Peserta nangkring dan narasumber foto bersama | Sumber foto: Kevin
Peserta nangkring dan narasumber foto bersama | Sumber foto: Kevin
Oleh sebab itu, hadirnya para Kompasianer di KopiWriting 25 Spetember 2017 lalu, diharapkan dapat berkontribusi untuk menyebarluaskan informasi yang diperoleh kepada orang lain baik melalui mulut ke mulut, pun dengan memanfaatkan media sosial yang digunakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun