Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Minyak Kayu Putih, Sahabat dari Balita hingga Dewasa

9 Oktober 2016   02:10 Diperbarui: 12 Oktober 2016   14:05 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Dokpri. (Benda-benda pengisi tas, termasuk Minyak Kayu Putih Ekaliptus)

Aku tidak ingat kapan tepatnya  aku mengenal Minyak Kayu Putih dari Cap Lang ini, yang pasti, setiap melakukan perjalanan jauh, mamaku tidak pernah absen memasukkan minyak kayu putih ukuran kecil ke dalam tas kecilku.

Perjalanan jauh dengan menggunakan bus sering sekali membuatku pusing, mabuk dan sempoyongan selama perjalanan. Tak ayal, kaki mama atau bapak yang ada di sampingku tak terhindaran dari muntahanku. Kakak dan adikku sudah paham betul dengan kebiasaanku yang satu ini, sehingga setiap kali perjalanan, mereka tidak pernah mau duduk bahkan sebentarpun di sampingku. Takut ditumpahin cendol panas. Begitu celutuknya.

Ketika hal ini terjadi, kakak dan adikku akan tertawa terbahak bahak sambil menunjuk ke arahku, bapak akan sibuk membersihkan muntahanku. Sedangkan mamaku? Dengan cepat dia akan merogoh tas kecilku, mengambil minyak kayu putihku dan mengoleskannya di kedua pelipis, di tengkuk, perut dan di ujung hidungku untuk memudahkanku mendapatkan aromanya.

Mama paling tahu salah satu cara untuk meredakan mabuk perjalananku adalah dengan aroma yang kudapat dari minyak kayu putih. Selain membuatku lebih tenang, mama juga biasanya menggunakan minyak kayu putih untuk memijit belakang leher dan punggungku sehingga aku merasa lebih hangat.

Kehangatan yang kudapat dari minyak kayu putih dan dari pijitan mama, biasanya sangat ampuh untuk membuatku terlelap selama perjalanan sehingga masuk angin dan kejadian muntah-muntah bisa diminimalisir.

Hal yang sederhana memang, tapi dari sana, berawal dari minyak kayu putih, aku tau seorang ibu tidak melulu harus membelikan sesuatu untuk menunjukkan cinta kasih pada anaknya. Perpaduan kehangatan yang kuperoleh langsung dari tangan mama dan dari kehangatan minyak kayu putih sudah lebih dari satu hadiah yang sering sekali kuperoleh dari mama setiap seusai penerimaan raport.

Bukan hanya membantu di saat perjalanan, ketika anggota tubuh tiba-tiba gatal akibat gigitan semut atau nyamuk, mama juga biasanya segera mengoleskan minyak kayu putih di anggota tubuh yang gatal untuk menghilangkan rasa gatal tersebut.

Kehangatan dari minyak kayu putih, beserta aromatherapynya yang menenangkan pada akhirnya membuatku sadar bahwa aku tidak bisa meninggalkan minyak kayu putih kemanapun aku pergi sampai saat ini. Ketika orang lain kembali ke rumah untuk mengambil hp nya yang tertinggal, berbeda denganku yang bela-belain kembali ke rumah untuk mengambil minyak kayu putih yang tertinggal seolah sesuatu yang sangat penting dari keseharian tengah tertinggal dan aku tidak bisa melakukan apapun tanpanya.

Mungkin bagi beberapa orang, ini terlalu berlebih. Tapi memang seperti itulah. Pernah suatu ketika aku bersiap berangkat ke salah satu tempat di Tangerang, dan minyak kayu putihku tertinggal. Karena memang masih suka pusing saat perjalanan jauh, aku mampir sebentar di minimarket hanya demi membeli minyak kayu putih buat cadangan selama diperjalanan, padahal minyak kayu putih yang ketinggalan baru kubeli beberapa hari lalu sebelum tertinggal. 

Di kantor, satu-satunya staff yang di atas mejanya selalu ada minyak kayu putih sepanjang hari hanya aku, itu sebabnya, staff lain menyebut mejaku meja kesehatan. Ketika mereka merasa sedikit masuk angin dan pusing, mereka bisa dengan mudah mendapatkan minyak kayu putih dan mengoleskannya pada bagian tubuh yang membuat kesehariannya kurang nyaman.

Pernah juga minyak kayu putih di atas mejaku habis, salah satu staff membelinya lalu meletakkannya di atas mejaku. Tempat dimana semua orang bisa mengakses dan menggunakan benda tersebut dengan mudah.

Dengan begitu, berkat minyak kayu putih dari Cap Lang, secara tidak langsung budaya untuk tidak segera minum obat ketika pusing dan tidak enak badan sudah mulai berjalan di dalam kantor. Kami lebih memilih untuk menggunakan minyak kayu putih karena selain hangatnya yang pas dan tidak menggigit, aromanya juga tidak seperti minyak lainnya yang ketika digunakan seperti aroma nenek-nenek.

Biasanya, ketika selesai mandi, aku selalu mengoleskan minyak kayu putih ke perut dan punggungku. Selain merasa hangat, aromanya juga ikut berperan jadi moodbooster sebelum memulai aktivitas sehari-hari. Dan kala malam, minyak kayu putih juga berperan untuk meninabobokanku masih dengan aromanya yang lembut dan menenangkan. Biasanya aku juga menggunakan minyak kayu putih untuk memijit-mijit lembut kaki dan pundakku lalu mengoleskannya sedikit di hidung kemudian beranjak ke tempat tidur.  Ritual keseharian yang sudah melekat dan sulit untuk tidak kulakukan.

Ketika stress melanda di kantor dan kepanikan mulai menyapa, benda pertama yang kuraih adalah minyak kayu putih. Pergi sesaat meninggalkan meja kerja lalu menghirup dalam-dalam aromatherapy Eucalyptus sambil terpejam, saat membuka mata aku bisa melihat tumbuhan-tumbuhan hijau di sekitar kantor. Aroma dan kehangatan yang terpancar dari minyak kayu putih serta pemandangan yang hijau seperti membawaku kembali ke kehidupan kecil dimana mama selalu di sampingku untuk memberi kehangatan dan menenangkan di kala panik dan bingung.

Cara ini sangat ampuh. Menarik nafas dalam-dalam dengan menghirup aroma minyak kayu putih yang kuletakkan tepat di depan lubang hidungku lalu menghembuskan nafas kuat-kuat hingga perasaanku kembali lega. Setelah itu, biasanya aku menghubungi mama dan berbicara sebentar hanya untuk memastikan keadaannya baik-baik saja. Sebenarnya, aku hanya butuh mendengarkan suara beliau untuk memaksimalkan rasa panikku benar-benar hilang.

Mungkin kedengaran seperti iklan, tapi ini adalah sekelumit kisah nyata dan keseharianku bersama minyak kayu putih. Minyak untuk semua umur, minyak untuk semua kalangan.

Ps: Walau kini telah hadir inovasi aroma baru yang menawarka aroma Lavender, Rose dan Green Tea beserta dengan kemasan warna yang menarik, untuk saat ini, aku belum mau move on dari Eucalyptus Oil walau tidak menutup kemungkinan, ke depannya aku mau kenalan dengan varian Cap Lang terbaru ini. Terimakasih telah berkomitmen untuk tidak merubah aroma Eucalyptus Oil sehingga aku bisa merasakan aroma yang sama sejak aku masih anak-anak hingga berkepala dua, aroma yang membawaku kembali ke kehangatan masa kecilku. Kehangatan dari minyak kayu putih yang ketika kugunakan seperti bisa merasakan kehangatan tangan mamaku. Aroma dan kehangatan inilah yang menyatu dan membuatku bisa merasa bahwa aku tengah bersama mama di perantauan. 

Twitter penulis: ini 
FB penulis:  ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun