Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tertuang dalam Film Pendek, Indonesiaku, Kebanggaanku! (Review FFPI 2015)

28 Januari 2016   14:59 Diperbarui: 28 Januari 2016   16:12 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film ketiga yang ditayangkan dari kategori umum ini adalah Nilep. Film yang diproduksi oleh Racavana Film ini mengisahkan tentang empat orang anak kecil dengan bahasa Jawa kental. Diawali dengan seorang anak perempuan dan seorang anak lelaki yang duduk termenung menantikan kedatangan pedagang mainan anak-anak termasuk di dalamnya lotere. Saya menyukai cara menegur dan keberanian masing-masing anak dalam film. Menegur bahwa lotere itu tidak bagus untuk anak-anak dan dominan dari lotere itu adalah bohong, serta teguran bahwa mencuri adalah perbuatan yang salah dan sudah menjadi kewajiban si pencuri untuk mengembalikan benda yang bukan miliknya.

Teguran ini dilakukan ketika kedua anak lainnya mencuri gigi mainan dari pedagang mainan, ana perempuan tersebut mengaharuskan temannya yang melakukan pencurian untuk mengembalikannya. Dan film diakhiri dengan gigi mainan tersebut kembali kepada pemilikinya dengan cara dikembalikan lewat Pos tanpa menuliskan nama pengirim.

Selanjutnya ada film Bubar, Jalan! Yang diproduksi oleh Rumahku Films. Rasa takut dan gugup menghantui pemimpin upacara untuk memimpin berjalannya upacara, walaupun begitu, anak tersebut tetap melakukan kewajibannya. Bendera dikibarkan, kegugupan semakin melanda hingga pada akhirnya Sang Saka telah tiba ditempatnya, pemimpin upacara tidak meneriakkan komando untuk mengembalikan posisi seluruh peserta upacara menjadi siap. Ketika sadar dengan kesalahannya, masing dengan kegugupan, pemimpin upacara bukannya menyiapkan malah memberikan aba-aba untuk bubar jalan.

Dari film ini sangat terasa keluguan seorang anak kecil namun memiliki jiwa bertanggung jawab untuk tugas yang diembankan padanya. Kepanikan ketika melakukan kesalahan, dan bagaimana kekompakan pada akhirnya mengembalikan barisan hingga akhirnya upacara dapat berjalan kembali.

Wajah polos, imut, lugu dan tentu saja lucu menjadi daya tarik tersendiri karena mampu menghadirkan gelak tawa spontan, disamping itu kesesuaian mimik para pemeran pun memiliki andil yang cukup tinggi untuk menyalurkan nuansa lucu pada seluruh penonton.

 Film terakhir dari kategori umum adalah Opor Operan yang diproduksi oleh Sebelas Sinema Picture. Cerita dimulai ketika Ibu Ani membagikan opor hasil masakannya kepada dua orang tetangganya. Tradisi saling bertukar makanan membuat kedua tetangga tersebut akhirnya saling mengunjungi dan membawa opor pemberian Ibu Ani hingga akhirnya opor pemberian Ibu Ani kepada dihantarkan oleh keduanya kembali ke rumah Ibu Ani tanpa mereka ketahui bahwa opor tersebut adalah hasil masakannya sendiri.

Gelak tawa terdengar membahana di seluruh auditorium usai film pendek ini ditayangkan, sayangnya saya kurang menikmati film pendek ini. Pembukaan film yang kurang menarik diawali dengan beberapa orang ibu yang menunjukkan kemodernan zaman, seperti penggunaan tablet untuk mengambil foto, berdandan, hingga tidur-tiduran. Menurut saya pribadi adegan seperti ini kurang menggambarkan ciri khas seorang Ibu Indonesia dan dari sisi tema, saya pun cukup kebingungan untuk menyambungkan topik film ini dengan tema yang ditentukan walaupun pada akhirnya film pendek ini keluar sebagai juara ketiga dari kategori umum.

Seperti yang telah diyakini sutradara kondang Angga Dwimas Sasongko, kriteria penilaian film pendek terbaik adalah bagaimana film maker mambuat film tersebut menjadi media bercerita dan bukan orasi atau menggurui. Akhirnya ditetapkan bahwa pemenang dari kategori umum jatuh pada:

Juara I: Bubar, Jalan!

Juara II: Ojo Sok-sokan

Juara III: Opor operan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun