Namun kondisinya sangat memprihatinkan. Sudah sangat kritis. Kita tidak lagi berperang dengan senjata, tapi kita akan berperang dengan kerusakan ekosistem. Inilah yang akan saya perangi".Â
Di hadapan Wakil Gubernur Jawa Barat, Kapolda, para Bupati, Wali Kota, dan para pejabat lainnya pidato itu disampaikan tanpa ada keraguan sama sekali. Saya yang duduk paling belakang tersenyum bangga. Baru sekali ini saya mendengar pidato seorang Panglima yang menyatakan akan berperang dengan kerusakan ekosistem.
Di penghujung acara, setelah semua tamu mengucapkan selamat datang di Jawa Barat, saya menghampiri. "Selamat. Pidatonya luar biasa" kata saya. Ia pun menarik tangan saya agar menjauh dari tamu "Eh, sudah benarkan pidato gw, En". "Sudah paling keren itu bang" jawab saya singkat. Lalu kami mendiskusikan beberapa langkah yang akan kami lakukan untuk merancang program penyelamatan DAS Citarum.
Saya yakin para tamu undangan yang hadir di Gedung Siliwangi malam itu pada bingung. Kok ada Pangdam yang pidatonya begitu. Sama bingungnya ketika saya pertama kali jumpa dengannya pada tahun 2017 lalu di Maluku.
Bagi mereka yang pernah menjadi anggotanya atau pernah bekerja bersamanya, pastinya tahu bahwa jika ia memiliki komitmen pasti akan ia kerjakan hingga tuntas.
Satu hari setelah serah terima jabatan Pangdam III/Siliwangi ia langsung turun ke Citarum. Selanjutnya mengundang semua kalangan ke markasnya. Mulai dari komunitas yang peduli lingkungan, komunitas sungai, tokoh masyarakat, tokoh budaya, LSM, media, hingga para pejabat dari pemerintah daerah dan kementerian/lembaga.Â
Tujuannya satu, ia ingin mendengarkan masukan dan saran dari tamunya. Tidak cukup sehari, besoknya diundang lagi. Dari pagi hingga malam ia tetap fokus duduk dan mendengarkan. Bagi saya, sikap ini yang tidak banyak dimiliki oleh para pejabat kita.
Saat itu saya menanyakan "Apa nanti yang akan membedakan program Citarum yang pernah ada? Bagaimana memastikan program ini akan berkelanjutan atau terus berjalan jika Doni Monardo tidak lagi menjadi Pangdam III/Siliwangi?" Beberapa tahun sebelumnya telah ada berbagai program untuk memperbaiki Citarum.Â
Namun, tidak ada yang hasilnya maksimal. Tidak lagi dijalankan ketika pejabatnya telah berganti. Bahkan, negara pernah berhutang ratusan juta dollar untuk menjalankan program tersebut.Â
"Saya tidak yakin Bang Doni menjabat Pangdam dalam waktu lama. Mungkin hanya beberapa bulan saja. Oleh karena itu, jika program ini mau dijalankan, harus menjadi mandatori. Siapapun  nanti Gubernurnya, Pangdamnya, Kapoldanya ataupun menterinya, wajib menjalankan program ini. Yang bisa memberikan mandat kepada mereka semua hanyalah Presiden".