Mohon tunggu...
eengmarriza
eengmarriza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang alumni sman 1 dusun selatan ,masalah hobi saya sering bermain basket hingga olahraga ringan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh Teknik Jump Scare pada Film Horor terhadap Psikologis Remaja

8 Desember 2024   10:00 Diperbarui: 8 Desember 2024   10:13 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film horror adalah genre film yang menyuguhkan hal-hal yang menakutkan, menegangkan, dan mengerikan. Konsep film horror pada dasarnya adalah meneror menonton melalui berbagai adegan dan atau tokoh yang menakutkan (Yoesoef 105). Dalam film horror terdapat sebuah teknik untuk menciptakan kesan menegangkan tersebut, yaitu teknik jumpscare.

    Jumpscare merupakan sebuah teknik yang sering digunakan dalam film horor, permainan   video,   internet screamers, yang bertujuan membuat takut penonton dengan cara mengagetkannya melalui perubahan gambar maupun kejadian secara mendadak, biasanya juga   terjadi bersama dengan suara menyeramkan dan mengagetkan. Jumpscare merupakan sebuah kejadian atau momen yang cepat dalam shot yang mengejutkan penonton dan karakternya. Contohnya bisa berupa makhluk yang menyerang dari tempat yang tidak terduga atau orang gila yang menerobos jendela untuk mengambil korbanUntuk membuat adegan jumpscare tersebut terasa lebih menegangkan, teknik sinematografi dapat mendukung terciptanya adegan jumpscare tersebut.

 

Teknik "jump scare" dalam film horor adalah salah satu elemen yang paling dikenal dan sering digunakan untuk mengejutkan penonton. Berikut adalah beberapa pengaruhnya terhadap psikologis remaja:1. Respons Emosional yang Kuat

  • Ketakutan dan Keterkejutan: Jump scare dirancang untuk menciptakan respons instan, memicu adrenalin dan meningkatkan detak jantung. Ini dapat memberikan sensasi ketakutan yang intens.
  • Kegembiraan: Meskipun menakutkan, banyak remaja menikmati pengalaman ini sebagai bentuk hiburan, merasa terhibur setelah ketegangan mereda.

2. Desensitisasi

  • Pengurangan Sensitivitas Emosional: Paparan berulang terhadap jump scare dapat membuat remaja menjadi lebih toleran terhadap ketakutan, yang mungkin mengurangi efektivitas teknik ini seiring waktu.

3. Pengaruh Terhadap Kesehatan Mental

  • Kecemasan: Bagi sebagian remaja, pengalaman menonton film horor dengan jump scare dapat meningkatkan kecemasan atau memicu ketakutan yang tidak proporsional.
  • Kelelahan Emosional: Terlalu banyak stimulasi dari jump scare dapat menyebabkan kelelahan emosional, yang berdampak pada suasana hati dan kesejahteraan psikologis secara keseluruhan.

4. Dinamika Sosial

  • Penguatan Hubungan: Menonton film horor bersama teman dapat memperkuat ikatan sosial, karena pengalaman bersama ini sering kali diikuti oleh tawa dan diskusi.
  • Teori Ketakutan Bersama: Berbagi ketakutan dapat menciptakan rasa solidaritas di antara remaja, membuat mereka merasa lebih terhubung.

5. Pengembangan Ketahanan

  • Menghadapi Ketakutan: Menghadapi situasi menakutkan dalam konteks yang aman, seperti menonton film, dapat membantu remaja belajar menghadapi ketakutan dalam kehidupan nyata.

      Penelitian terdahulu selanjutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sartika, berjudul "Pengaruh Teknik "Jumpscare" Pada Film Horor The Conjuring 1 Terhadap Psikologis Penonton Remaja Tengah dan Akhir di Pekanbaru" pada tahun 2020, yang membahas tentang pengaruh teknik jumpscare pada film The Conjuring 1 terhadap psikologis penonton remaja dengan rentang usia antara 15-22 tahun di kota Pekanbaru. Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan kuesioner secara online kepada responden. Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah sama-sama membahas teknik jumpscare dalam film. Sedangkan perbedaannya yaitu penelitian ini berfokus pada pengaruh psikologis penonton dengan menggunakan data responden yang menghasilkan kesimpulan akhir. Sedangkan penelitian ini berfokus pada analisa jumpscare dengan menggunakan teknik sinematografi yang memiliki hasil akhir deskriptif kualitatif. Penderita gangguan kecemasan memang dapat merasakan manfaat baik dari menonton film horor. Namun, di sisi lain, film horor berisiko menimbulkan perasaan dan pikiran negatif yang justru bisa membuat mereka menjadi lebih cemas dan mudah stres atau panik.

Bagi orang yang lebih sensitif, menonton film horor dapat mengusik ketenangan. Alasannya, ia cenderung membayangkan adegan-adegan yang membuatnya takut. Saking horornya, adegan seram di film horor pun terkadang bisa terbawa hingga ke mimpi dan menyebabkan mimpi buruk.

Selain itu, menyaksikan film genre horor juga dapat meningkatkan hormon adrenalin di dalam tubuh. Hal ini dapat membuat kamu lebih sulit tidur atau susah tidur nyenyak. Akibatnya, berbagai emosi negatif, seperti perasaan gelisah dan khawatir, pun akan lebih sering muncul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun