Emping merupakan olahan pangan tradisional indonesia yang mirip kerupuk dengan bahan dasar biji melinjo. Saat ini, sudah banyak daerah yang menjadi sentra produksi emping melinjo karena sangat digemari masyarakat sebagai camilan ataupun pelengkap berbagai makanan Indonesia. Sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat Indonesia, kalau makan tanpa ditemani kerupuk atau emping serasa ada yang kurang.
Salahsatu sentra pembuatan emping yang terkenal berada di Daerah Provinsi Banten, yaitu di Kecamatan Menes dan Kecamatan Cikedal Kabupaten Pandeglang.
Emping Menes terkenal dan banyak dicari karena rasanya yang khas. Rasa gurih dan sedikit pahit khas melinjo berpadu dengan aroma asap yang sangat menggoda. Â Aroma asap berasal dari proses sangrai pada saat pembuatan emping.Â
Proses pembuatan emping Menes sangat tradisional dan sederhana tanpa penambahan bahan apapun. Biji melinjo yang sudah dipisahkan dari kulitnya disangrai dalam kuali tanah liat yang diisi pasir bersih. Pasir yang digunakan dicuci dan dibersihkan terlebih dahulu dari tanah yang biasa bercampur dengan pasir, sehingga tidak mengotori biji melinjo saat disangrai diatas tungku kayu.Â
Proses inilah yang menjadikan aroma asap pada emping Menes Sangat terasa. Proses sangrai tradisional  menggunakan tungku kayu dan kondisi tempat selama proses pengolahan melinjo menjadi emping yang secara tidak langsung terpapar asap kayu bakar.
Dibeberapa daerah, biji melinjo tidak disangrai melainkan di kukus atau direbus. Mungkin inilah salah satu faktor yang menjadikan rasa emping berbeda.
![dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/07/28/empingg-5f1fba76fb29d90967020f42.jpg?t=o&v=770)
![dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/07/28/empingjemur-5f1fbc2cd541df2e9d65d4e2.jpg?t=o&v=770)
Jika proses pengeringan kurang sempurna, akan mempengaruhi penampilan dan aroma emping saat disimpan lama. Yang paling sering terjadi adalah tumbuhnya jamur pada emping.Â
Emping yang sudah kering sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup dan tidak lembab untuk menjaga kualitasnya.
Emping, khusunya di Menes adalah produk andalan kaum Ibu. Ibu rumah tangga  yang biasanya sudah senggang  dan selesai dengan pekerjaan rumahnya bergegas ke belakang rumah untuk membuat emping. Bisa disebut, bahwa membuat emping adalah pekerjaan sampingan bagi ibu rumah tangga di Menes.Â
Meski hanya pekerjan sampingan, mereka mampu menghasilka emping berkualitas dan tidak pernah mencampur dengan bahan apapun hanya untuk meningkatkan pendapatan. Inilah yang menjadikan Emping menes mampu bersaing di pasaran, karena konsistensi dari kualitasnya yang asli tanpa tambahan bahan lainnya.
![dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/07/28/empingk-5f1fba33fb29d9548255daa2.jpg?t=o&v=770)
Tinggal bagaimana peran dari Pemerintah daerah untuk mendorong semangat wirausaha keluarga dan membuat kebijakan dalam rangka mengenalkan dan meningkatkan penjualan emping hingga bisa menembus pasar global. Hal ini terbukti sudah dilakukan oleh beberapa daerah penghasil emping yang melakukan ekspor emping ke berbagai negara di Asia.
Tentang kandungan gizi emping, manfaat kesehatan dan kandungan purin yang menyebabkan asam urat akan coba dituliskan dalam tulisan berikutnya.
Silahkan komentar untuk sharing. Terima kasih sudah membaca.
Semoga bermanfaat!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI