(Shahih Fiqih Sunnah, II:373)
![dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/07/19/9e3aac28-8f44-480d-a04b-d8724cec89c2-5f13b8c2d541df7cdc668d64.jpg?t=o&v=555)
- Hampir semua cacat fisik bisa terlihat langsung ya jadi tidak sulit untuk membedakan ternak cacat dengan yang normal. Â Namun yang biasanya keliru adalah soal tanduk. Perlu diingat bahwa beberapa jenis ternak memang tidak memiliki tanduk (dugul), jadi bukan berarti ternak itu cacat/patah tanduk ya.
- Pilihlah ternak yang tidak terlihat ada tonjolan tulang ataupun ada lekukan kosong di bagian tubuhnya.
- Pilihlah ternak yang memiliki tulang kaki yang kecil, namun badahnya berisi. Arrinya ternak tersebut gemuk oleh daging ya. Â Â
Terdapat beberapa pendapat dari ulama terkait kriteria hewan kurban. Namun yang terpenting adalah, makna dari kurban itu sendiri yang merupakan wujud syukur dan usaha kita untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Untuk mau dan dapat berkurban perlu melakukan pengorbanan, terutama mengendalikan hawa nafsu dan egoisme diri. Â Â Â Â Â
Kemauan berkurban terkait pula dengan ketakwaan seseorang. Takwa ini pula yang dinilai Allah dalam berkurban, seperti firman-Nya,Â
''Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhoan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.'' (QS 22: 37).
Semoga bemanfaat dan jangan ragu untuk berkurban ya teman. Â Â Â Â Â Â Â
Referensi hadis:
konsultasisyariah.com
rumaysho.com
republika.co.id