Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kok, Adzan Dijadikan Alat Provokasi?

2 Desember 2020   00:12 Diperbarui: 2 Desember 2020   00:20 1445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, Adzan. Foto | KOnsultasi Syariah

Kita patut bersyukur, umat Muslim tak terporvokasi oleh oknum yang berniat jahat melalui kumandang adzan. Lafadznya diselipkan kalimat hayya alal jihad, yang berarti mari kita jihad.

Untunglah ulama, termasuk dari MUI, cepat memberikan pencerahan dan meneduhkan terkait isu menyesatkan. Habib Jindan bin Novel bin Salim Jindan menegaskan, adzan seperti itu dinilai tidak pas, menyerukan jihad dalam kondisi aman, apalagi ada yang sambil membawa senjata tajam, pertanyaannya mau jihad melawan siapa?

Jihad sejatinya untuk meninggikan kalimat Allah, untuk mengangkat citra islam.

Nah, kini kita berharap pihak berwajib bisa cepat menyelesaikan isu sensitif itu. Jangan sampai kemudian adzan seperti itu ada di antara umat Islam menganggap sebagai pembenaran. Perlu ada pelurusan.

Bagi kita, ke depan, penting untuk para pengurus masjid (takmir) untuk memperhatikan para mua'zim, orang  yang ditugasi mengumandangkan panggilan ibadah (shalat), yaitu Adzan dan Iqomah. Janganlah kesalahan lafadz adzan, apa lagi diubah, dianggap sebagai seuatu kesalahan yang wajar.

Di Saudi Arabia, kita yang jadi anggota jemaah haji tidak boleh sembarangan tampil sebagai mua'zim di sejumlah masjid yang bertebaran di sekitar Masjidil Haram. Orang-orang pilihan yang akan menjadi Mua'zim dan imam masjid di negeri itu harus menjalani uji kompetensi.

Setelah mendapat sertifikat dari pihak otoritas setempat, maka barulah mereka dibenarkan tampil sebagai imam dan mu'azim.

Mungkin jika di tanah air diberlakukan hal serupa, bisa jadi bakal menuai protes.  Kok, untuk urusan ibadah saja negara bisa ikut campur terlalu jauh.

Tapi, ada betulnya juga, setidaknya orang-orang yang mengurusi masjid agar memiliki kemampuan sehingga untuk lafadz adzan tidak mengalami kesalahan.

Salam berbagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun