Pernyataan Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman terkait pembubaran FPI dan penurunan baliho Rizieq Shihab disambut euforia warga di berbagai daerah.
Penurunan baliho, yang mengandung narasi perpecahan bangsa seperti revolusi (akhlak) dan lainnya, diikuti warga di beberapa daerah.
Bahkan makin menguat desakan agar pemerintah segera mengambil langkah tegas untuk membubarkan Ormas Islam tersebut. FPI dinilai sering membuat gaduh, tak hanya di Jakarta juga di daerah.
Sementara dari kalangan pendudukung Rizieq Shihab masih terdengar suara "sayup-sayup" akan kembali tampil memasang baliho Rizieq.
"Toh, hanya baliho," begitu kabar yang terdengar dari media sosial.
Tanpa sadar, pasca Pangdam Jaya memimpin penurunan baliho Rizieq, kita disuguhi pemberitaan dan pedebatan soal langkah Pangdam masuk ke wilayah sipil.
Ikut mengambil peran di ranah sipil, mengurusi yang persoalan recehan menurunkan spanduk. Itulah kesan yang ditangkap.
Penulis tak paham wilayah hukum yang menjadi hak dan kewajiban TNI secara akademis. Â Bahkan pernyataan Pangdam soal pembubaran FPI dinilai sudah kebablasan. Sebab, dianggapnya hal itu bukan domain dan kewenangan TNI.
Namun realitas yang terjadi justru langkah TNI menurunkan baliho Rizieq Sihab dan perlunya pembubaran FPI mendapat sambutan gembira warga Jakarta.
Masih enggak percaya?
Nah, bolehlah sesekali bertandang ke Markas Kodam Jaya. Karangan bunga berupa dukungan kepada Mayjen Dudung Abdurachman begitu besarnya. Sungguh menarik mencermati isi karangan bunga di halaman Makodam Jaya, di antaranya menjawab pernyataan ceramah sang imam dengan kata-kata jenaka.