"Karena itu, perlu diberi kekuatan dari dalam dirinya," ujarnya lagi.
**
Dari kejauhan, kami, berdua seolah tengah menikmati brutalnya anak-anak muda merangsek ke arah barisan polisi.
Teringat kisah-kisah horor di dalam film layar lebar. Pandangan kuarahkan kepada pemuda paruh baya yang berdiri di samping. Terlihat ia tersenyum. Bangga.
Bagaimana pendapat abang tentang unjuk rasa ini? tanyaku.
Ia tidak cepat-cepat memberi jawaban. Lama terdiam. Matanya masih tetap ke arah para pemuda yang tengah asyik melempar benda-benda ke arah polisi.
"Ini baru sukses. Mereka punya nyali," sahutnya sambil mepas masker.
"Tapi, maaf, saya harus memberi semangat," katanya.
Lantas, ia pun kembali mencabut batang rokok dari bungkusnya. Itu berarti sudah tujuh batang rokok kemenyan dihisapnya.
"Berapa batang target menghisap rokok itu, bang?" tanyaku mengagetkannya yang tengah merasa nikmat menyedot asap rokok itu.
"Bagusnya sampai sembilan batang," sahutnya.