Sang suami bertahan pada pendapatnya. Namun Ibu Melati menghendaki untuk ikut nasihat Tuan Guru. Semua itu dimaksudkan agar rasa sakit yang hinggap di dirinya segera enyah. Kabur.
"Abang tidak merasakan betapa sakitnya dada ini. Bernanah pula?" teriak Ibu Melati sambil menangis.
"Tidak, sayang!"
Kalau kita menuruti nasihat Tuan Guru, kita bakal miskin. Tak ada orang sekitar menaruh hormat lagi.
Pengalaman menjadi orang miskin sungguh menyakitkan, kata sang suami sambil merendahkan nada suaranya.
Kala mereka bertengkar, sang suami, Tejo, perasaannya terbelah. Masih menaruh rasa sayang kepada isterinya. Di sisi lain ia terbayang ketika menjalani kehidupan miskin. Miskin lagi. Â
Andai ia menuruti nasihat Tuan Guru, kandang-kandang tuyul di pekarangan belakang rumah harus dihancurkan.
Mengapa?
Ya, karena tuyul-tuyul itu setiap hari harus hadir. Tuyul harus dilayani dengan cara menetek kepada  Ibu Melati. Jika tak diberi, mereka tak mau bekerja. Menolak perintah.
Bila Ibu Melati tak melayani para tuyul peliharaannya, ya kemiskinan segera hadir. Dan, kematiannya pun sudah menanti.
Salam berbagi