Jika diingat revolusi Iran, Khomeini berjuang dengan menggandeng rekannya, Ayatullah Taleqani, seorang ulama sayap kiri yang memiliki jaringan luas ke kelompok-kelompok gerilyawan komunis bawah tanah.
Bisa jadi, dukungan itu kini disiapkan oleh barisan sakit hati pemerintah Jokowi.
Tirto menyebut, puncaknya, pada 1977, tatkala boom minyak mencapai impasnya, inflasi melonjak drastis, pabrik-pabrik gulung tikar, dan angka pengangguran naik, seluruh agitasi Khomeini yang tersebar melalui koran bawah tanah dan kaset mulai diterima sebagai kebenaran oleh massa-rakyat.
Jadi, munculnya spanduk dan baliho Habib Rizieq dapat pula dipersepsikan mengarah kepada gerakan ketidakpuasan kepada pemerintah. Tak peduli, rakyat di negeri ini tengah berjuang memotong mata rantai pandemi Covid-19 saat ini. Namun justru momen itulah mungkin yang dianggap tepat.
Salam berbagi