Alasan kedua, banyak orangtua tidak memahami materi pelajaran putera-puterinya. Ketika dimintai bantuan putera-puterinya, orangtua menggelengkan kepala. Akhirnya, orangtua angkat telepon genggam dan menghubungi rekan-rekannya untuk membantu putera-puterinya.
Peristiwa di atas memberi gambaran bahwa kemajuan teknologi untuk membantu pendidikan tak bisa diabaikan begitu saja. Belajar tak melulu harus saling berhadapan, bisa melalui zoom meeting, misalnya.
Lagi pula, belajar melalui online kini tak bisa diabaikan begitu saja. Dewasa ini saja banyak orang belajar berbagai materi lewan online berbayar. Misalnya, untuk mendapatkan pemahaan tentang kepemimpinan, belajar mengelola bisnis warung kopi, sudah ada programnya berupa paket dan tinggal bayar melalui online pula.
Jadi, ke depan, hadirnya sebuah universitas online menjadi sebuah pilihan terbaik. Terbaik dari sisi keuangan lantaran lebih murah, mahasiswa tetap dapat aktif berkomunikasi dengan sang dosen, dan menerima materi kuliah dan tugas seperti halnya yang berlaku pada universitas yang kita kenal selama ini.
**
Dalam pertemuan itu, muncul pendapat dari para pakar agar sebelum melangkah lebih jauh, pihak penggegas perlu mendengarkan dan memahami pemikiran pakar pendidikan dari Universitas Terbuka (UT) yang sudah lama berjalan di negeri ini.
Kelebihan dan kekurangan yang ada pada UT penting dipahami sebagai bahan untuk menyempurnakan materi perkuliahan pada UOI mendatang.
Di penghujung diskusi, muncul pemikiran baru dari Bapak Febrianov, seorang kompasianer yang belakangan ini mengurangi aktivitasnya dalam dunia tulis menulis. Di situ dipertanyakan, mungkinkah UOI bisa menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Kita tahu bahwa esensi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi meliputi Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Â Semua elemen yang terdapat di Perguruan Tinggi terlibat.
Tentang ini, selama berlangsung pertemuan, tak disinggungnya. Padahal, pendidikan itu tak melulu cuma menghasilkan orang pandai, tetapi juga memiliki integritas kepada masyarakat sekelilingnya.
Hal yang disampaikan Pebrianov itu memang patut dijadikan bahan bagaimana UOI ke depan tak meninggalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi.