Vitamin C kini sulit didapat. Lebih tegasnya lagi, sulit didapat ketika kita ingin membelinya di apotik, di swalayan dan di warung lingkungan perumahan?
Ini penjelasan dari beberapa petugas apotik dan pelayan di beberapa swalayan.
Seorang pelayan di apotik Generik di Jalan Ceger Raya mengaku sudah hampir 10 hari beberapa merek vitamin C yang biasa dijual di apotik tersebut kini tak lagi dijual. Di gudang juga tak ada lagi.
Pihaknya juga kedatangan beberapa petugas Puskesmas ke sini, menanyakan soal vitamin C. Ya, mereka kecewa tak bisa mendapatkannya. Habis, ya kalau tak punya, jawabannya apa adanya. Tak ada stok. Titik.
Seorang pelayan swalayan di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, juga mengaku sudah lama tak menjual Vitamin C. Merek vitamin itu beragam, tetapi tidak satu pun dijual.
Penulis makin penasaran, mencoba mengubek-ubek rak penjualan obat. Hasilnya, ya nihil. Tak ada vitamin C dijual di swalayan bersangkutan.
Mengapa penulis penasaran ingin mendapatkan vitamin C?
Ya, sesuai dengan kebiasaan, kala bibir jontor karena sariawan tentu untuk obat paling cocok adalah mengonsumsi vitamin C. Eh, tak tahunya sekarang tak ada di pasaran.
Masih kuat hasrat untuk mendapatkan vitamin itu. Lalu, iseng-iseng penulis mengunjungi kediaman mertua di seputar kawasan terminal lama Grogol, Jakarta Barat. Lalu, pada Selasa siang, penulis mendatangi beberapa apotik di kawasan Jalan Susilo. Eh, hasilnya sama saja. Nihil.
Karena di kawasan jalan tersebut kini sudah banyak berdiri pasar swalayan kecil-kecil, iseng-iseng lagi penulis mendatanginya. Tanya kepada pelayannya, seusai mengecek di rak obat-obatan, jawabannya pun mengecewakan.
“Maaf, pak. Tidak ada, lagi kosong vitaminnya,” ia menjelaskan.
Karena sulit mendapatkan vitamin C, penulis mencoba mengontak anak yang berprofesi dokter di Batam. Syukurlah, di sana masih banyak dijual vitamin C di berbagai swalayan dan apotik. Ujungnya, ya minta dikirimi. Hehehe...
**
Hilangnya Vitamin C dari pasaran (di Jakarta), diduga karena banyak warga membeli vitamin ini secara berlebihan. Selain untuk dikonsumsi sendiri juga dibagi kepada anggota keluarga. Ini erat kaitannya dengan Corona Hari Ini. Banyak warga berupaya menjaga kekebalan tubuh dari serangan virus Corona alias Covid-19.
Namun jauh sebelum Covid-19 melanda negeri ini, vitamin ini memang sudah diyakini dapat menjaga kulit tetap sehat bersinar. Selain itu vitamin dapat membanti pengobatan kanker dan kekebalan tubuh.
Hasil riset menambah keyakinan kita bahwa vitamin C dapat membantu merawat kesehatan tulang rawan, tulang, dan gigi. Selain itu juga dapat kesehatan jantung dan pembuluh darah, sehingga bisa mencegah serangan jantung dan stroke. Vitamin C juga dipercaya dapat mencegah katarak dan penyakit empedu. Wuih, hebat kan?
Nah, lantaran vitamin ini langka, pilihannya tentu dengan cara banyak mengonsumsi buah-buahan dan sayuran seperti buah kiwi, mangga, pepaya, nanas, serta sayuran seperti brokoli, paprika, dan tomat.
Sayangnya, dewasa ini kita mengalami kesulitan untuk mendapatkan buah dan sayuran. Sebab, pergerakan kita untuk ke pasar dan ke beberapa tempat mengalami keterbatasan terkait tengah diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Kita patut gembira bahwa kesadaran warga untuk memelihara kesehatan kini meningkat. Sungguh elok, jika pengadaan vitamin C di pasaran (apotik dan swalayan) juga mendapat perhatian pemerintah agar pasokannya dapat ditambah. Bukankah kesehatan itu merupakan bagian dari investasi? Dengan sehat kita dapat berbagi sehingga hidup lebih bermanfaat.
Salam berbagi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H