Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kok, Beraninya Ade Armando "Melawan" Rocky Gerung?

30 Januari 2020   10:44 Diperbarui: 30 Januari 2020   13:04 2740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rocky dan Ade ketika tampil di KompasTv. Foto | Tribunnews.com

Jika saja kisah ini dianalogikan antara murid dan guru dalam dunia persilatan, pasti seru seperti cerita kungfu yang ditulis  Kho Ping Hoo. Hehehe...

**


Nah, sampai di sini penulis memahami argumentasi Ade Armando mengapa begitu beraninya "melawan" sang suhu Rocky Gerung yang berasal dari kampus yang sama. Rocky memang sering memainkan kata dengan kosa kata "dungu". Kata dungu itu ia maksudkan mungkin guna melukiskan seseorang yang menjawab pertanyaan tanpa berpikir sistematis.

Jika kita ingin ikut cara berfikir Rocky seperti sekarang, menurut penulis, ya sulit. Bukankah Rocky mengakui adanya keberagaman, rambut boleh sama hitam, tetapi hati dan pikiran orang berbeda. Cara berfikir satu suku atau bangsa sangat dipengaruhi lingkungan dan pendidikannya.

Tapi biarlah Rocky asyik dengan kata "dungu" yang sering dipakainya itu. Yang menarik perhatian penulis adalah ada apa dengan Ade Armando sehingga tak lagi mengaguminya seperti kala masih muda. Apa bedanya Ade Armando yang dulu ketika menjadi pengagum Rocky dengan Ade Armando yang sekarang sudah berseberangan.

Kedua orang itu sudah berbeda. Hal itu tergambar di layar kaca, misalnya kala tayangan program Rosi. Kala itu dibahas mengenai radikalisme yang disebut Rocy bahwa Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) telah menebar ketakutan.

Pada pertemuan tersebut pembawa acara mengajak para narasumber untuk memberi solusi atas munculnya radikalisme. Pemerintah menempatkan beberapa menterinya yang berlatarbelakang tentara dan polisi dalam kabinet yang digambarkan sebagai keseriusan dalam melawan radikalisme.

Lantas, kala Ade Armando berbicara dan ingin meletakan persoalan radikalisme secara proporsional pada pembicaraan tersebut, Rocky cepat-cepat memotong pembicaraan dan secara tak langsung menyerangnya sebagai pembela Jokowi. Tentu saja hal itu dibantah.

Ade menilai Rocky sudah tak seperti dulu lagi. Egois dalam bicara dan tak mampu lagi menjadi orang kuat. Orang kuat bukan saja fisik tetapi mampu mendengarkan pembicaraan orang lain.  Itu terjadi setelah ia menjadi pendukung Prabowo Subianto kala berlangsung Pilpres 2019 lalu. Nada suaranya masih saja terkesan kecewa pada Jokowi.

Pemerintah telah gagal ciptakan keadilan, lalu diciptakan isu radikalisme. Pernyataan dari Rocky Gerung itu masih tergiang di telinga kita.  Karenanya, Ade sangat berharap Rocky harus berani mengatakan kebenaran. Rocky tak perlu merasa khawatir kehilangan panggung.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun