Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Jilbab di Kemenag dan Nyai Nuriyah Takut Kehilangan Popularitas

25 Januari 2020   10:54 Diperbarui: 25 Januari 2020   10:53 1461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini harus diluruskan. Mengenakan jilbab hukumnya wajib. Jangan lantaran ada anak sendiri tidak mengenakan jilbab lalu dibela, dibenarkan hingga orang lain pun boleh ikut dengan pernyataannya itu.

Kalaupun tak sanggup mengubah pendapat anak sendiri untuk mengenakan jilbab, pernyataan ayat Alquran tentang kewajiban mengenakan jilbab tetap harus disampaikan. Tidak boleh diubah, apa lagi perkembangan zaman (budaya) dijadikan landasan (argumentasi) pendapatnya. Mengenakan jilbab adalah sebagai hal yang wajib diindahkan bagi seorang Muslim.

Harus dihindari munculnya kesan bahwa kewajiban mengenakan jilbab sudah tak aktual, ketinggalan zaman dan sudah tak selaras dengan zaman. Justru ayat Alquran mengenakan jilbab harus disampaikan sebagaimana adanya. Wajib berjilbab. Titik.

Lalu, bagaimana tentang Muslimah yang tak kunjung mengenakan jilbab dari para ulama di Tanah Air?

Begini. Harus didukung kesadaran mengenakan jilbab. Jangan ada kesan ayat Alquran dijadikan komoditas, dipaksa untuk menyesuaikan dengan zaman. Pesan jilbab adalah kewajiban dan itu merupakan pesan universal, tertulis dalam Alquran.

Sungguh, sangat berpotensi bahwa akibat dari pernyataan Nyai Nuriyah dapat mengguncang hati seorang muslimah. Bagi yang sudah mengenakan jilbab kini terpengaruh untuk melepaskannya kembali. Yang kini berkeinginan kuat mengenakan jilbab, bisa pula mengurungkan niatnya itu.

Sayogianya, kewajiban kita adalah menyampaikan ayat Alquran. Itu adalah hak. Apakah dengan begitu lalu Nyai akan kehilangan popularias? Tentu, jawabnya, ya tidak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun